CIREBON – Perbaikan Masjid Asy Syafii Pesayangan, Kelurahan Panjunan, Kecamatan Lemahwungkuk, diikuti dengan ambruknya atap teras. Para pekerja yang tengah berada di bagian atap masjid pun lari berhamburan.
Beberapa tukang yang berada di atap masjid berlarian ke bagian atap yang lebih tinggi, karena khawatir terbawa reruntuhan bagian teras.
Dari puing-puing bangunan masjid yang didirikan tahun 1918, terlihat kayu yang sudah hancur dimakan rayap. Kayu tersebut selama ini digunakan penyangga baja ringan yang sebenarnya sudah diperbaiki sejak 3 tahun lalu.
Humas Masjid Asy Syafii, Sholeh Bajeri menjelaskan, ambruknya atap teras masjid terjadi Rabu pagi. Kondisi ini tentu saja tidak terduga. Sebab, DKM awalnya hanya mengerjakan perbaikan bagian atap. “Ternyata teras ambruk karena kayu kuda-kuda keropos,” tutur Sholeh, kepada Radar Cirebon, Rabu (24/6).
Sebetulnya, kata dia, secara konstruksi sudah perbaikan 3 tahun lalu. Namun, serangan rayap rupanya begitu ganas. Sehingga kayu-kayu penyangga hancur dan tidak kuat lagi menyangga atap bagian teras.
Ambruknya sebagian atap masjid ini cukup mengagetkan. Mengingat terjadi tiba-tiba. Selama ini, tidak pernah ada tanda-tanda kondisi kritis. “Alhamdulillah aman, saat kejadian tidak ada orang dibawahnya,” tandasnya.
Walaupun ambruk dan ada perbaikan, kegiatan jamaah tetap berjalan. Masjid yan berdiri sejak tahun 1918 ini, memang belum pernah rehab total. Renovasi sebatas ganti genteng. Sedangkan rangka atap, kuda-kuda dan konstruksi lainnya masih asli.
Meski luas masjid 1.800 meter persegi dan sudah 102 usianya, tapi tidak masuk cagar budaya. Panitia perbaikan masjid, kini membutuhkan dana setidakna Rp100 untuk renovasi. (abd)