Dengan spontan waktu itu juga, kata Zul, ia meminta data lengkap anggota sopir dumptruck by name by address, dengan catatan bantuan akan diberikan bagi sopir dumptruck yang belum pernah mendapatkan bantuan apa-apa dari pemerintah. Seperti PKH, BPNT, bantuan provinsi, kabupaten, maupun pusat. Karena, pada awal bicara salah satu sopir itu mengaku belum pernah mendapatkan apa-apa.
“Diam-diam saya koordinasi dengan dinsos, pada waktu itu juga, katanya bisa diakomodir tapi harus cepat karena dua hari lagi akan diluncurkan sembako tahap kedua yang dari pemda. Kata saya oke, dan saya bicara kepada Ketua Paguyuban Sopir Dumptruck, silakan Nang didata by name by address. Malam itu juga dia menyerahkan, tapi dalam bentuk PDF, tapi nomor urutnya acak-acakan. Ya udah, untuk sementara saya terima, dan langsung saya share ke Dinas Sosial. Dua hari kemudian dia (Anang, red) menyerahkan hardcopy yang berjumlah 114 orang,” tutur Zul.
Kemudian, kata Zul, ia berpikir saat itu data sopir dumptruck yang ada di PDF dan hardcopy adalah nama yang berbeda, sehingga kalau disatukan jumlahnya menjadi sekitar 250. Karena saat Anang menyerahkan yang 114, disertai keterangan yang baru diketik sebanyak itu.
“Saya pikir itu sama, sehingga waktu saya diwawancara media di sini, saya bilang sekitar 260 (paket sembako). Angka 260, rupanya dia (Anang) tidak terima. Sebelum itu saya dapat kabar dari seseorang sopir dumptruck juga, kebetulan tetangga, dia punya nomor WA saya, dia mengirim foto. Dia bilang terima kasih Pak Dewan, bantuannya sudah sampai. Atas dasar itu, saya kontak si Anang, nanti bisa dikonfrontir si Anang, coba cek desa yang lainnya. Saya sebelum ngomong kan gak gegabah, coba cek desa yang lainnya sudah menerima apa belum. Karena di daerah utara sudah menerima. Lalu saya cek ke Dinsos, katanya sudah yang dikirim datanya dari bapak. Ya syukur atuh,” beber Zul panjang lebar.
Saat diminta agar Ketua Paguyuban Sopir Dumptruck Anang, mengecek ke desa-desa lain apakah sopir-sopir dumptruck sudah menerima sembako atau belum, ternyata kata Zul, Anang tidak memberikan kabar. Sehingga Zul berpikir karena sudah ada konfirmasi dari Dinsos telah didistribusikan langsung ke desa, bantuan sembako tersebut sudah terealisasi.