CIREBON – Rencana uji coba pengoperasioan reservoir air berkapasitas 9.000 meter kubik kian dekat. Pekerjaan finishing reservoir dan penyambungna pipa jaringan distribusi utama saat ini sudah mulai dikerjakan.
Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Giri Nata Kota Cirebon Sofyan Satari mengatakan, interkoneksi jaringan distribusi utama (JDU) saat ini sudah dalam proses pengerjaan oleh pelaksana proyek.
Jenis pekerjaan yang dilakukan berupa epoxy atau pengecatan untuk pelapisan dalam accessories tapping yang ada di reservoir di kawasan Plangon, Desa Babakan, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon.
Setelah itu, kata dia, dilanjut dengan pengerjaan penyambungan dan penyetelan valve 600 milimeter pada reservoir 9.000 meter kubik. Koneksi ini menuju JDU yang telah tersambung hingga titik crossing awal di bawah underpass Jalan Tol Palikanci, kawasan Kecomberan, Kecamatan Talun.
“Di titik crossing jalan tol, kami juga memantau persiapan pengerjaan lanjutan penyambungan JDU 600 milimeter. Proses ini segera dikerjakan pelaksana proyek dengan tetap dipantau petugas PAM Tirta Giri Nata yang ditempatkan disana,” ujar Sofyan, Jumat (26/6).
Dalam pekerjaan finishing tersebut menyisakan volume pekerjaan kurang dari 3-5 persen lagi. Namun, yang paling urgent adalah tahap ujicoba. Karena dalam proses ini ada sebagian besar pelanggan yang bakal terganggu distribusi airnya ke konsumen yang berada di hampir 80 persen wilayah Kota Cirebon.
Pelanggan lainya yang dilayani oleh pipa jaringan lama seperti Sumber, Cempaka Arum, Arum Sari, Perum Kepongpongan, Perum Griya Matahari, Pengung, Kalitanjung, Kanggraksan, Kebon Pelok, serta sebagian Majasem dan Perjuangan.
Sebab, pipa jaringan lama yang dibuat pada zaman Belanda tersebut masih bisa jadi alternatif untuk mengalirkan air ke pelanggan.
Dia menuturkan, ada persiapan pekerjaan yang ditangani oleh pihaknya, yakni pengerjaan penyambungan tapping pipa di Jl Kanggraksan–Kesambi Raya. Serta di antara Jl Kalitanjung perempatan Jl Evakuasi yang juga terdapat pekerjaan tapping sekaligus flushing.
Dalam prakteknya nanti, memang tidak semua aliran air ke wilayah Kota Cirebon yang akan mati total. Sebab PAM Kota Cirebon dalam kondisi existing saat ini memiliki dua JDU, yakni yang zaman Belanda, dan CUDP yang dibangun sekitar tahun 1978.