CIREBON – Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) menggunakan dua gelombang rekrutmen, menuai kritikan dari sekolah swasta. Dengan sistem yang ada, sekolah negeri dapat leluasa mengejar target jumlah siswa. Sementara sekolah swasta terancam tidak kekurangan murid.
Kepala SMA Islam al Azhar 5 Cirebon, Nur Wahyudin SSi mengungkapkan, sekolah swasta bakal kesulitan mendapatkan siswa. Saat ini, semua pendaftar fokus mengincar masuk ke sekolah negeri. Ketika mereka gagal di gelombang pertama, masih bisa mendaftar lagi pada gelombang kedua. “PPDB dibuat dua kali. Terus terang sekolah swasta kecewa,” kata Wahyu, kepada Radar Cirebon, Jumat (26/6).
Disampaikan dia, sistem ini mestinya tidak terjadi. Sebab, di pendaftaran online calon siswa diminta mengisi data penyaluran ke sekolah swasta ketika mereka tidak diterima. Form itu menjadi percuma karena ada PPDB gelombang dua. “Percuma saja ada aplikasi ke penyaluran. Ternyata tidak semua siswa mengisi penyaluran karena mendaftar tahap dua,” tuturnya.
Khusus di SMA Islam Al Azhar, masih kata alumnus ITB itu, PPDB tahun ini dibagi tiga gelombang mulai Januari-Maret, Maret-Mei, Mei-Juli atau setelah kelulusan PPDB online. Dari 90 pendaftar yang sudah daftar ulang baru sekitar 45 siswa. Bahkan dari mereka hanh sudah mendaftar ada yang membatalkan karena kembali mendaftar ke sekolah negeri.
“Untuk gelombang ketiga kami masih menunggu sampai dengan 10 Juli dan nanti mereka yang ke SMA Al Azhar ada tes seleksi minat bakat siswa,” terangnya.
Untuk tahun ini pihaknya menargetkan maksimal 8 kelas masing masing kelas sebanyak 25 siswa. Target ini sesuai dengan perolehan siswa di tahun 2017, dengan jumlah siswa sebanyak 276 siswa.
Namun, tahun 2018 hanya menerima 6 kelas dengan jumlah siswa sekitar 170 siswa. Tahun 2019 hanya 3 kelas sekitar 90 siswa. (abd)