CIREBON – Dinas Pangan Pertanian Kelautan dan Perikanan (DPPKP) Kota Cirebon menggelar inspeksi mendadak keberadaan jamur enoki di seluruh swalayan dan beberapa pasar tradisional. Namun tidak ditemukan produk yang berasal dari Korea Selatan.
Seperti diketahui, jamur enoki dari Korea Selatan dilakukan penarikan oleh pemerintah karena mengandung bakteri listeria monocytogenes. Kepala Bidang Ketahanan Pangan DPPKP Kota Cirebon, H Elmi Masruroh mengatakan, dari inspeksi tim hanya menemukan jamur enoki dari Tiongkok.
“Kita dua hari ini sidak di seluruh swalayan, tidak kita temukan jamur enoki yang berasal dari Korea Selatan. Mungkin, sebelumnya karena produknya sudah terlebih dahulu dari peredaran. Tapi tetap kita lakukan sidak untuk memastikan masih ada atau tidak,” ujar Elmi, kepada Radar Cirebon, Rabu (1/7).
Dengan inspeksi ini, pihaknya berharap agar masyarakat tidak khawatir dengan untuk mengonsumsi produk jamur enoki. Khususnya yang berada di pasar dan swalayan di Kota Cirebon. Meski begitu, masyarakat untuk tetap waspada. Terlebih jamur enoki yang dibeli melalui marketplace.
“Harus jeli. Karena yang terkontaminasi adalah yang berasal dari Korea Selatan. Bisa tercemar saat melakukan proses produksi atau saat packing-nya. Tapi untuk yang lainya masih aman,” jelasnya.
Elmi melanjutkan, kontaminasi bakteri listeria terhadap produk makanan sebelumnya juga pernah terjadi pada produk melon dari Australia. Peredaranya pun langsung ditarik dari pasaran karena infeksi bakteri yang dapat menimbulkan dampak buruk pada kesehatan.
Pada seseorang dengan kondisi tubuh sehat, infeksi bakteri ini mungkin tak terlalu berakibat fatal. Namun bagi ibu hamil, balita dan lansia, infeksi bakteri semacam ini cukup berbahaya. Bahkan dapat mengakibatkan kematian.
Untuk mengantisipasi keberadaan bakteri listeria di dalam jamur enoki, sebelum dikonsumsi jamur dicuci bersih. Kemudian dimasak terlebih dahulu dengan pemanasan lebih dari 75 derajat celcius. (awr)