KUNINGAN– Seluruh akses menuju Desa Linggamekar, Kecamatan Cilimus, mendadak ditutup total. Hal itu disinyalir terkait kasus baru sembilan warga positif Covid-19 hasil swab test masal tahap I. Empat portal dengan penjagaan ketat warga sudah terpasang di empat ruas jalur vital masuk ke desa itu.
“Kita tutup semua pak. Ini sesuai kesepakatan desa,” aku Ketua RW 2 Dusun Cantilan, Desa Linggamekar, Ukar Sukardi kepada Radar, Rabu (1/7).
Meski begitu, bukan berarti seluruh aktivitas warga dihentikan. Warga yang hendak ada kepentingan jelas ke luar desa, setelah izin penjaga diperbolehkan keluar. Begitu juga aktivitas warga yang akan ke sawah. “Meski jalan masuk desa diportal semua, masih bisa tutup buka,” jelas Ukar.
Hanya portal akan ditutup total pada pukul 18.00-6.00 WIB. Di luar jam tersebut, masih bisa buka tutup sesuai keperluan warga atau tamu. Untuk tamu sendiri, diizinkan secara selektif. Tentu juga harus melewati protokol kesehatan.
“Kalau dianggap nggak terlalu penting, hanya untuk main ke teman atau lainnya kita nggak izinkan masuk,” kata dia.
Supaya ketat, penjagaan juga tidak dilakukan oleh warga biasa. Sesuai instruksi desa, penjagaan baik siang maupun malam harus dilakukan oleh seluruh kepala dusun, ketua RT dan ketua RW, linmas, serta lembaga desa lainnya secara bergantian.
Sementara itu, Sekmat Cilimus H Maryanto membantah Desa Linggamekar, Kecamatan Cilimus diisolasi akibat ada warga positif Covid-19 hasil swab test masal tahap I. Diakui, sesuai kesepakatan semua pihak, juga atas arahan Bupati Kuningan H Acep Purnama sebagai Ketua Gugus Tugas Penanganan Covid-19, akses masuk Desa Linggamekar kembali dijaga ketat.
“Bukan isolasi atau ditutup total. Bukan juga lockdown. Diportal memang, tapi masih bisa buka tutup. Sesuai protokol awal untuk mencegah,” jelas Maryanto kepada Radar, Rabu (1/7).
Ia menyebut, warga positif Covid-19 hasil swab Desa Linggamekar punya aktivitas tinggi sebagai aparat desa. Sehingga tentu dimungkinkan telah banyak kontak atau berhubungan dengan masyarakat, termasuk dengan dirinya sebagai Sekmat Cilimus. Terlebih dengan sesama aparat desa. Sebab terakhir bertemu, terjadi dalam giat pembagian Bantuan Langsung Tunai (BLT).