CIREBON – Sepi. Suasana ruang isolasi darurat Covid-19 di Gedung BKKBN Jl Sudarsono. Setiap harinya, tidak terlihat ada kegiatan. Baru satu pasien yang memanfaatkan fasilitas ini.
Padahal, merujuk Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Kota Cirebon, terdapat sedikitnya 30 orang tanpa gejala (OTG) yang mesti menjalani isolasi. Kemudian terdapat 2 orang dalam pemantauan (ODP).
Kendati demikian, mereka memilih isolasi mandiri di kediamannya masing-masing ketimbang menggunakan fasilitas yang disediakan pemerintah.
Penggunakan Gedung Diklat BKKBN merupakan antisipasi Dinas Kesehtan (Dinkes) bila covid-19 mewabah di Kota Cirebon. Khususnya untuk menambah kuantitas tempat perawatan bila di rumah sakit rujukan sudah tidak menampung.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes), dr H Edy Sugiarto menjelaskan, fasilitas isolasi di Gedung Diklat BKKBN diperuntukan bagi mereka yang tidak memungkinkan isolasi mandiri di rumah masing-masing. Kemudian sebagai bentu antisipasi bila terjadi lonjakan kasus di Kota Cirebon. “Ini untuk antisipasi kalau sampai terjadi outbreak di Kota Cirebon,” ujar Edy, belum lama ini.
Kepala Puskesmas Kesambi, dr Sulfianti Irfan yang menjadi petugas jaga Gedung Darurat Covid-19 menuturkan, saat ini tak ada pasien yang diisolasi mandiri. Beberapa hari lalu masih ada pasien yang menjalani isolasi di fasilitas tersebut.
Namun pasien ini sudah dipulangkan, karena hasil swabnya negatif. Adapun pasien yang diisolasi mandiri di gedung darurat ini dikarenakan kondisi rumah tak memadai untuk melakukan isolasi. “Sebelumnya pasien yang diisolasi mandiri di sini yang sudah berpergian jauh, kondisi rumah tak memungkinkan isolasi mandiri di rumah oleh sebab itu di isolasi di sini selama 14 hari,” jelasnya.
Sejak ditetapkannya Gedung Darurat Covid-19 ini, ia menuturkan baru ada satu pasien yang diisolasi mandiri menunggu hasil swab. Untuk menentukan pasien yang diharuskan isolasi mandiri di gedung ini, melalui beberapa proses dari tim surveillance.
Untuk menentukan boleh tidaknya isolasi mandiri di rumah, tim akan melihat riwayat perjalanan, kondisi rumah, dan kondisi pasien. Proses isolasi berlaku bagi OTG dan ODP yang menunggu hasil swab. Bila negatif mereka akan dipulangkan. Namun bila positif akan dirujuk ke RSD Gunung Jati.