Kurang Air, Petani Sedot Waduk Cipancuh

Kurang Air, Petani Sedot Waduk Cipancuh
POMPANISASI: Petani melakukan pompanisasi air Waduk Cipancuh yang kondisinya terus menyusut. FOTO: KHOLIL IBRAHIM/RADAR INDRAMAYAU
0 Komentar

 GANTAR – Intensitas hujan tinggi di wilayah Kabupaten Indramayu bagian barat (Inbar) belum mampu mendongkrak level air Waduk Cipancuh. Petani penerima manfaat waduk yang terletak di Desa Situraja, Kecamatan Gantar itu pun tetap galau.
Pasalnya, kondisi tanaman padi mereka terancam mati kekeringan. Sementara ketersedian air waduk buatan Belanda itu sangat minim. Hanya berupa genangan di beberapa titik.
Tak mau putus asa, sebagian petani melakukan penyedotan air waduk menggunakan mesin pompa. “Terpaksa pompanisasi. Sedot air digenangan waduk,” kata Efendi, salah seorang petani di Desa Situraja, Kecamatan Gantar, kepada Radar, kemarin.
Dia membenarkan, hujan deras pada malam sebelumnya belum mampu menambah debit air Waduk Cipancuh. Apalagi hujan hanya berada di wilayah sekitaran waduk yakni Kecamatan Gantar dan Haurgeulis.
Padahal hujan yang diharapkan dapat mendukung level air waduk adalah hujan yang terjadi di lima hulu sungai penyuplai. Terutama dengan intensitas besar dan frekuensi sering. Yakni Sungai Cibiuk, Sungai Ciseuseupan, Sungai Cipancuh, Sungai Cihoe, dan Sungai Cikeludan. “Jadi nunggu kiriman air dari lima sungai itu, baru waduk bisa terisi,” ungkap Efendi.
Petani lainnya, Manan menuturkan, air Waduk Cipancuh memang menjadi solusi bagi para petani yang sawahnya tadah hujan. Waduk Cipancuh mempunyai manfaat yang cukup besar bagi masyarakat sekitar. Fungsi utama waduk ini adalah untuk menampung air pada musim hujan dan mengalirkannya ke seungai-sungai di sekitarnya.
Bahkan di musim penghujan sekalipun. Petani di 4 kecamatan tersebut terutama di wilayah Kecamatan Haurgeulis dan Gantar masih kesulitan air karena sebagian besar areal persawahannya tidak terdapat irigasi teknis. (kho) 

0 Komentar