SUMBER – Produktivitas sampah di Kabupaten Cirebon sangat banyak. Setiap harinya ada potensi timbulan sampah sebanyak 1.198 ton. Sayangnya, dari jumlah tersebut, sampah yang bisa diangkut ke TPAS Gunung Santri hanya sekitar 110 ton saja. Sisanya, belum bisa diangkut karena terkendala berbagai hal.
Pengakuan itu disampaikan Kabid Pertamanan dan Kebersihan DLH Kabupaten Cirebon, Fitroh Suharyono saat dihubungi Radar, kemarin. Menurutnya, potensi timbulan sampah perkapita di Kabupaten Cirebon sebanyak 0,541 kilogram perorang setiap harinya. Sehingga, jika diakumulasikan produksi sampah di Kabupaten Cirebon sebanyak 1.198 ton setiap hari.
“Rumusnya, jumlah potensi timbulan sampah perkapita perhari dikali jumlah jiwa. Nanti ketemu angka 1.198 ton perharinya. Dari jumlah itu, yang terangkut ke TPAS baru sekitar 110 ton perhari. Sisanya belum tertangani,” ujarnya.
Ditambahkan Fitroh, belum tertanganinya seluruh produksi sampah di Kabupaten Cirebon, dikarenakan beberapa hal. Di antaranya jumlah armada yang saat ini masih butuh penambahan untuk melayani seluruh wilayah Kabupaten Cirebon. Dan keberadaan TPAS baru yang sampai saat ini masih belum terealisasi.
“Untuk menekan produksi sampah ini, butuh peran serta seluruh elemen masyarakat. Tidak hanya dari sisi DLH- nya saja, melainkan harus ada peran aktif dan komitmen masyarakat. Dari mulai ikut terlibat langsung dalam penanganan, infrastruktur pengelolaan sampah yang harus dibenahi, terutama volume kapasitasnya,” imbuhnya.
Untuk armada sendiri, DLH Kabupaten Cirebon memiliki 36 unit armada yang terdiri dari 19 unit dumptruck dan 17 unit amrol. DLH Kabupaten Cirebon sendiri menargetkan Kabupaten Cirebon pada tahun 2021 bebas sampah liar dan pada 2024 Kabupaten Cirebon bisa mengelola seluruh produksi sampah yang ada.
“Salah satu syaratnya, tentu harus ada TPAS baru. Ini dibutuhkan karena Gunung Santri hanya akan kuat sekitar 1,5 tahun lagi. Sekarang kan lagi proses untuk TPAS baru. Untuk TPAS baru, nanti direncanakan dengan sistem sanitari landfill, dilengkapi Intermediete Treatment Fasilities/proses pengolahan sebelum ditimbun. Sehingga, nanti yang ditimbun hanya berupa residu, atau sisa limbah yang tidak bisa didaur ulang atau tidak bisa diolah,” ungkapnya.
Khusus untuk armada sendiri, Fitroh menyebut armada DLH kondisinya masih sangat layak. Kalaupun ada yang rusak ataupun terkendala, biasanya ada armada lain yang mem-backup tugasnya. Jika ada armada yang off, maka ada armada lainnya yang bekerja hampir dua kali lipat dari biasanya.
Waduh, Warga Produksi 1.198 Ton Sampah Perhari

