Senada dikatakan Ketua Umum At Taqwa Center DR H Ahmad Yani MAg. Ia mengaku kaget ketika menerima kabar meninggalnya Mohammad Umar. Ahmad Yani Yani sempat belum yakin. Sampai-sampai ia menelepon Ketua PD Muhammadiyah Kota Cirebon untuk memastikan kabar itu.
Menurut Kang Yani –sapaan Ahmad Yani– seminggu lalu, tepatnya tanggal 28 Juni 2020, sempat rapat bareng dengan almarhum di kantor MUI Kota Cirebon. Bahkan duduk bersebelahan. Saat selesai rapat, keduanya terus berbincang tentang MUI Kota Cirebon yang terbaik yang akan datang.
“Bagi saya Kang Mohammad Umar adalah sahabat pejuang dalam dakwah yang tegas dan berwibawa. Selalu berusaha mengatakan yang sebenarnya walaupun pahit. Insya Allah ahli surga. Selamat jalan sahabat, mari kita lanjutkan semangat perjuangannya dalam dakwah dan pendidikan,” ujar Kang Yani.
Cerita tentang sosok Mohammad Umar juga disampaikan Dede Indra Kelana, ASN Pemkab Cirebon. Ia mengenal almarhum sejak sekolah di SMA Muhammadiyah. “Beliau itu kakak kelas saya. Saya kelas satu tahun 1989, beliau kelas tiga,” ujarnya.
Dede mengakui almarhum sudah aktif berorganisasi, terutama di lingkungan Muhammadiyah sejak SMA. Umar pernah menjadi ketua IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Berbagai organisasi kepemudaan juga tidak pernah lepas dari keikutsertaan almarhum. “Beliau sangat aktif. Dari mulai Pramuka dan organisasi Pemuda Muhammadiyah,” tuturnya.
Bahkan almarhum sudah cukup lama aktif di Pengurus Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Cirebon. “Beliau memang rumahnya di Kabupaten Cirebon, tetapi beliau aktif juga di PD Muhammadiyah Kota Cirebon sehingga beliau juga sering berceramah di masjid-masjid di Kota Cirebon. Kalau berbicara sangat santun. Bahkan ketika tertawa pun tak pernah tertawa lepas sampai terbahak-bahak. Tertawanya beliau itu kayak orang tersenyum, tidak terbahak-bahak,” ujarnya.
Begitu juga saat berceramah. Menurut Dede, almarhum sangat santun. “Kalau berceramah kata-katanya sangat santun dengan nada-nada yang benar-benar membuat yang mendengarnya sangat tersentuh dengan ceramah beliau. Saya pernah janjian ingin ketemu beliau, belum kesampaian,” ucapnya.
Sementara itu, meninggalnya Mohammad Umar juga sempat ditangani polisi. Polisi datang ke lokasi bersama tim medis. “Dari keterangan yang kami peroleh, beliau punya riwayat jantung. Sebenarnya katanya sudah diminta istirahat. Tapi tetap hadir, termasuk saat salat. Beliau sudah biasa menjadi imam setiap salat fardu di masjid tersebut. Meninggal dalam keadaan rukuk di rakaat pertama,” ujar Kapolsek Gebang Iptu Awan yang didampingi Kasubag Humas Polresta Cirebon Iptu M Soleh. (*/cep)