“Warga yang punya warung di lokasi, semisal penghasilannya sebulan satu juta, karena sumber pendapatannya menghilang, kita hitung. Kita ganti untuk tiga bulan ke depan, dikali saja, jadi ada ketentuannya, dan besarnya pasti beda,” bebernya.
Untuk melakukan penghitungan, Firman menjelaskan, mulai pekan depan timnya akan turun ke lapangan, dan dalam melakukan pekerjaannya. Tim appraisal akan menitikberatkan kepada wawancara mendalam terhadap para warga.
Setelah tugas tim appraisal selesai, hasil penilaian akan kembali dievaluasi, sebelum kemudian maju ke meja walikota untuk dibuat SK. Dari dasar keputusan itu, akan menjadi dasar pembagian uang kerohiman yang sudah disiapkan. “Kita mulai pekan depan,” tegasnya.
Beberapa hari ini pihaknya akan melakukak persiapan. Pihaknya mulai Senin (13/7) berencana mulai turun ke lapangan. Proses ini, diperkirakan perlu satu minggu sampai sepuluh hari.
Wakil Walikota Cirebon, Hja Eti Herawati menambahkan, pemkot sangat mengharapkan dukungan dari semua warga agar proyek penataan ini bisa berjalan lancar dan sukses, karena proyek ini akan dijadikan percontohan penataan kawasan kumuh tingkat nasional.
Pemkot, kata Eti, sangat serius, jadi mohon dukungan kepada semuanya. Pihaknya juga ingin ada pengerukan. “Saya minta surat dari DPRKP untuk saya kirim ke BBWS, sehingga pengerukan diharapkan selesai sebelum pembangunan,” tututnya. (abd)