Dua organisasi Islam terbesar Indonesia, membangun sinergitas kelembagaan di tingkat daerah. Kemarin, PD Muhammadiyah Kabupaten Cirebon silaturahmi ke Sekretariat PCNU Kabupaten Cirebon. Pertemuan itu membangun kesamaan visi, agar masyarakat Kabupaten Cirebon berkualitas.SAMSUL HUDA, Sumber
KETUA PCNU Kabupaten Cirebon, KH Aziz Hakim Syaerozie mengatakan, pihaknya sengaja mengajak berdiskusi karena Muhammadiyah memiliki kekuatan di tingkat struktur.
“Siapa pun, baik Muhammadiyah maupun NU, kita bangun bersama-sama. Sehingga Cirebon menjadi kabupaten yang masyarakatnya berkualitas,” ujar Kang Aziz, sapaan akrab KH Aziz Hakim Syaerozie, kemarin.
Dia menjelaskan, pertemuan tersebut tidak ada korelasinya dengan kasus yang menimpa Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Cirebon, Hermanto. Persoalan itu berawal dari munculnya kasus UMC yang kemudian melebar ke pesantren.
Namun, silaturahmi yang dibangun antara NU dengan Muhammadiyah itu, lebih untuk mengantisipasi timbulnya persoalan. “Kita di tingkat kelembagaan tidak ada masalah. Ini hanya soal mekanisme teknis saja, karena kebetulan yang jadi objek itu UMC dan pesantren,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Pengurus Daerah (PD) Muhammadiyah, Ahmad Dahlan menjelaskan, pertemuan tersebut merupakan agenda rutin tahunan Muhammadiyah untuk bersilaturahmi dengan Ormas Islam lainnya. “Tanpa momentum apapun, menyengaja silaturahmi sesuai dengan agenda,” kata Dahlan.
Menurutnya, pertemuan itu hanya menginformasikan kesamaan tujuan NU dan Muhammadiyah. Yakni sama-sama mengemban misi keumatan dan kebangsaan. Dan secara historis, Muhammadiyah dan NU juga memang lahir sejak masa penjajahan. Sehingga, kedua Ormas mempunyai kerja yang sangat signifikan, terutama bagi masalah keumatan.
“Saya menyampaikan bahwa Muhammadiyah punya banyak amal usaha. Ketika dihubungkan dengan bagaimana kontribusi terhadap masyarakat. Sebut saja keagamaan, lebih tidak kuat ketimbang NU,” paparnya.
Sehingga, pihaknya menitipkan kepada NU untuk tetap berperan seoptimal mungkin pada tataran masyarakat. Terutama tentang keagamaan dan kebutuhan masyarakat lainnya yang bisa dikerjakan sebagai ormas Islam.
Sebab, sambung Dahlan, Muhammadiyah dalam ideologinya yang ketiga menyatakan, bahwa Muhammadiyah tidak boleh eksklusif. Namun yang berkembang, Muhammadiyah juga menggambarkan suatu ideologi bahwa dakwah Muhammadiyah bersifat dimensi amal usaha.
Berbagi Tugas Mengemban Misi Keumatan dan Kebangsaan

