CIREBON – Revitalisasi Pasar Pasalaran, hingga kini masih belum juga rampung. Dipenuhi tumbuhan tinggi, bangunan setengah jadi tersebut, justru jadi markas anak punk. Tak memiliki kunci, kios-kios yang telah jadi pun menjadi tempat bermalam anak punk.
Ketua Ikatan Pedagang Pasar Pasalaran, Uus Ruhyat menuturkan, kondisi Pasar Pasalaran yang bangunannya belum rampung, sangat memprihatinkan. Padahal, dana yang digelontorkan untuk pembangunan ini cukup fantastis. Tapi hingga kini, sejak pekerjaan berhenti, tak ada pemeliharaan bangunan.
“Sekarang, rumput liar tumbuh karena tak ada pengerjaan lebih lanjut. Juga jadi tempat bermalam anak punk. Dan tak jarang digunakan sebagai tempat perbuatan asusila,” terangnya, kemarin.
Dengan kondisi ini, pihaknya meminta pemerintah daerah Kabupaten Cirebon melalui dinas terkait, untuk melihat kondisi pasar tersebut. Pohon tinggi, pagarnya sudah rubuh, dan kios dengan rolling door yang dibuka oleh oknum jahil, harus menjadi perhatian.
“Sudah hampir 5 tahun, bangunan baru ini tidak rampung. Kami sudah terlalu lama di pasar darurat. Kondisinya semakin memprihatinkan. Selain omzet turun, belum lagi saat musim penghujan,” ungkapnya.
Melihat kondisi bangunan, banyak sekali yang menjadi koreksi. Sesuai anjuran Kementerian Perdagangan, tidak membuat pasar bertingkat, namun nyatanya di Pasar Pasalaran baru ini, bangunan ditingkat ke atas. Ditambah, tangga yang menuju ke atas pun terlalu curam 90 derajat. DAK yang dibuatpun tidak sesuai, output paralon hanya 3,5 inch, padahal seharusnya 4 hingga 5 inch.
“Sebaiknya, dari pihak pemda sendiri melakukan pendekatan kepada pedagang. Sehingga, bangunan pun sesuai yang diharapkan,” jelasnya.
Pihaknya berharap dengan kondisi ini, pemerintah bisa memberikan perhatian lebih dan melakukan pembangunan secepatnya. Mengingat, hampir lima tahun, ribuan pedagang Pasar Pasalaran telantar.
“Harapannya, bangunan ini cepat rampung. Tak ada anak punk yang bermalam di bangunan ini. Dirawat dengan baik,” ungkapnya.
Sementara itu, salah satu pedagang, H Ahmadi mengungkapkan, omzet yang terus menurun selama hampir lima tahun berjualan di Pasar Darurat, membuatnya geram saat melihat kondisi Pasar Pasalaran saat ini. Menanti-nanti bangunan baru, justru bangunan tersebut saat ini tak terpelihara dan dijadikan markas punk untuk bermalam.
Bangunan Terbengkalai, Jadi Markas Anak Punk

