CIREBON – Bupati Cirebon Drs H Imron MAg mengakui jika Kabupaten Cirebon kekurangan SMA Negeri. Oleh sebab itu, dia sudah mengajukan pembangunan SMA Negeri di Kabupaten Cirebon kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barat maupun pemerintah pusat.
Kepada Radar, mantan kepala Kemenag ini mengungkapkan, Kabupaten Cirebon memerlukan banyak SMA Negeri baru. Idealnya, kata dia, satu kecamatan satu SMA Negeri. Karena animo siswa yang ingin bersekolah di SMA Negeri cukup banyak.
Imron mengatakan, pihaknya sangat menyayangkan sistem zonasi yang tidak bisa mengakomodir siswa yang bertempat tinggal di kecamatan yang tidak terdapat SMA Negeri.
“Harusnya zonasi juga tidak kaku kayak gitu. Kalau ada siswa yang rumahnya di kecamatan terdekat, sedangkan kecamatannya tidak ada SMA Negeri, ya harus diterima oleh SMA Negeri terdekat,” ujarnya, kemarin.
Pria berkacamata ini khawatir, ketika sistem zonasi yang sangat kaku tidak disesuaikan dengan kondisi, maka akan banyak anak putus sekolah. “Kalau nggak gitu, kasihan dong anaknya. Kalau anaknya tetap mau ke SMA Negeri, maka bisa jadi anak itu akan putus sekolah jika tidak di SMA Negeri,” tuturnya.
Oleh sebab itu, pihaknya juga tengah mengupayakan agar ada pembangunan SMA Negeri baru di Kabupaten Cirebon. “Karena SMA ini kewenangan dari Provinsi Jawa Barat, maka saya sudah meminta Provinsi Jawa Barat untuk bisa membangun SMA Negeri baru yang lebih banyak lagi,” ungkapnya.
Dirinya yakin, ketika ada SMA Negeri di setiap kecamatan, maka angka putus sekolah di Kabupaten Cirebon bisa ditekan.
“Anak-anak akan semangat sekolah. Apalagi, sekolahnya lebih dekat dengan rumah. Jadi tidak usah jauh-jauh lagi untuk sekolah,” ucapnya.
Sementara salah seorang wali murid, Syahdan menyampaikan setuju dengan pernyataan bupati, bahwa sekolah harusnya tidak kaku dalam penerapan zonasi. “Bayangkan kalau misalnya si warga itu, tidak ada SMA Negeri di kecamatannya. Gimana dia bisa masuk sekolah? Makanya, jangan terlalu kaku dalam menerapkan zonasi,” ungkapnya singkat. (den)
Bupati Mengeluh Kekurangan SMA Negeri

