TIDAK hanya siswa sekolah menengah atas (SMA), pelajar SD dan SMP di Indramayu juga mengikuti kegiatan belajar di awal tahun baru ini dengan belajar di rumah lewat online.
Hal ini sesuai dengan kebijakan yang dibuat Dinas Pendidikan Kabupaten Indramayu. Mengingat Kabupaten Indramayu masuk kedalam zona kuning Covid-19.
Salah satu sekolah swasta yakni SMP Nurul Halim Widasari juga menerapkan MPLS dan kegiatan belajar dari rumah secara online atau dalam jaringan (daring).
Pihak sekolah melakukan sosialisasi terkait MPLS dan pembelajaran daring kepada orang tua siswa di musala sekolah, kemarin. Sosialisasi menerapkan protokol kesehatan, yakni pengecekan suhu tubuh, wajib pakai masker dan menjaga jarak.
“Hari ini (kemarin) semua wali murid, peserta didik baru dikumpulkan untuk diberi arahan aturan dari Dinas Pendidikan Indramayu tentang pelaksanan MPLS dilakukan secara daring dan proses belajar juga dari rumah,” ucap Kepala SMP Nurul Halim Widasari, Edi Humaedi SAg, kemarin.
Dikatakan Humaedi dalam pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi siswa baru melalui grup WhatsApp yang telah dibentuk panitia MPLS. Dalam grup tersebut, lanjut Humeadi, selama MPLS panitia memberikan materi tentang lingkungan sekolah, baik aturan sekolah dan materi lainnya.
Sementara, siswa baru wajib menyimak yang secara langsung didampingi atau dipantau orang tua. Sedangkan guru sendiri wajib datang ke sekolah.
“Nanti panitia memberikan materi di WA grup bagi siswa kelas 7. Bagi yang tidak punya smartphone bisa ikut ke temannya yang jarak rumahnya berdekatan, walaupun pelaksanaan tidak maksimal,” katanya.
Humaedi berharap, sosialisasi dapat memberikan gambaran tentang lingkungan baru di sekolah, dan dapat memacu semangat belajar siswa walaupun via daring.
“Pembelajaran via daring dilaksanakan sampai ada aturan tentang kegiatan belajar kembali dilaksanakan di sekolah,” ujarnya.
Sementara itu, salah seorang orang tua siswa, Karsudi mengaku tidak keberatan jika pembelajaran dilakukan secara online karena saat ini masih pandemi Covid-19. “Kami sepakat untuk saat ini anak-anak belajar dari rumah karena masih ada pandemi corona. Dan kami siap mendampingi anak-anak saat belajar lewat online,” ujarnya. Terkait penyediaan kuota internet, Karsudi mengaku, secara pribadi tidak ada kendala karena bisa ditutupi dari jatah uang saku anak. “Tetapi bagi yang tidak mampu tentu sangat memberatkan. Sehingga kami berharap agar pemda atau Dinas Pendidikan bisa memberikan kuota gratis untuk menunjang belajar siswa,” kata Karsudi. Karsudi juga berharap, proses belajar siswa bisa dikakukan secara tatap muka, karena sudah terlalu lama kegiatan dialihkan ke sistem daring. (oni)