SUMBER – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi terjadinya kekeringan di sejumlah wilayah Indonesia. Salah satunya Kabupaten Cirebon. Statusnya masuk tingkat waspada.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cirebon mencatat, sepanjang tahun 2019, ada 54 desa di 20 kecamatan yang rawan kekeringan. Akibatnya, krisis air bersih. Kondisi itu juga harus segera diantisipasi menjelang pergantian musim tahun ini.
Ke-20 kecamatan itu meliputi Kecamatan Gebang, Greged, Gunungjati, Gegesik, Klangenan, Talun, Tengahtani, Suranenggala, Sedong dan Panguragan. Kemudian, Kecamatan Beber, Mundu, Ciwaringin, Palimanan, Losari, Susukan, Karangwareng, Dukupuntang, Kapetakan dan Gempol.
Kepala Pelaksana BPBD, Dr Alex Suheriawan MPdI melalui Kasi Kedaruratan dan Logistik H Eman Sulaeman SE MMPd mengaku belum bisa memprediksi kapan musim kemarau tiba. Sebab, hingga bulan Juli masih terjadi hujan.
“Kita belum rapat menghadapi musim kemarau dengan BMKG. Jadi, kami tidak bisa memprediksi musim kemarau dengan mendahului BMKG. Tapi, kebiasaannya musim kemarau itu masuk di bulan September,” kata Eman, kepada Radar Cirebon, kemarin (16/7).
Dalam mengatasi permasalahan kekeringan di beberapa desa, kata Eman, pemerintah daerah melalui BPBD akan berkoordinasi dengan Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (DPKPP), membuat sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat yang mengalami krisis.
“Tidak hanya itu, kita juga akan bekerja sama dengan PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon dalam mendistribusikan air untuk kebutuhan sehari-hari masyarakat,” terangnya.
Sebelum memasuki musim kemarau berkepanjangan, lanjut Eman, pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk dapat menjaga lingkungan. Sebab, musim kemarau potensi kebakaran sangat tinggi. “Baik kebakaran hutan maupun lahan kosong,” tuturnya.
Selain itu, saat musim kemarau desa yang terdampak segera melapor agar secepatnya agar mendapat bantuan air bersih.
Menurut Eman, saat terjadi kekeringan paling parah di beberapa desa di Kabupaten Cirebon tahun lalu, pihaknya melakukan pengiriman air bersih secara rutin sebanyak dua kali dalam 1 hingga 3 kali per pekan. Bahkan ada yang dikirimi sampai setiap hari.
“Kami bersama instansi terkait dan perusahaan swasta yang peduli, memasok air bersih sesuai kebutuhan di tiap desa. Satu tangki berkapasitas 4.500 liter. Dan sepanjang musim kemarau tahun 2019 lalu, sedikitnya 4,3 juta liter air bersih telah disalurkan,” ungkapnya.
Puluhan Desa Rawan Kekeringan
