CIREBON – Sejak merebaknya wabah corona virus disease (Covid-19), banyak indekos atau kos yang ditinggalkan para penghuninya pulang kampung.
Sepinya indekos disebabkan para mahasiswa rantau, tak bisa lagi menjalani perkuliahan, menyusul kebijakan belajar daring yang hingga kini masih diberlakukan.
Suasana lingkungan indekos yang berada di Jalan Perjuangan yang biasanya ramai kini sepi. Selama pandemi, banyak indekos yang kehilangan penghunianya. Bahkan lebih dari setengahnya.
Hal itu terjadi saat sejumlah perguruan tinggi mengeluarkan kebijakan kuliah daring pada pertengahan Maret lalu.
Pemilik Indekos di Jalan Kayuwalang, Kelurahan Karyamulya, Deny mengaku, sempat kehilangan sebagian besar penghuninya. Padahal, dirinya baru membuka indekos 5 kamar pada bulan Februari. Atau seminggu sebelum merebakanya virus corona di indonesia.
“Pas itu saja, banyak yang pulang. Dikira mah cuma beberapa minggu juga normal lagi, ternyata sampai empat bulan lebih,” ungkapnya.
Ketidakpastian kapan perkuliahan akan kembali normal, membuat sebagian mahasiswa tak memperpanjang sewa kamar kosnya. Sementara beberapa mahasiswa LAIN memutuskan untuk memperpanjang sewa meskipun jarang dihuni.
“Tapi ya gitu. Katanya mereka minta diskon karena tidak ditempati. Hanya nitipin barang-barangnya saja,” lanjutnya.
Memahami kondisi pandemi covid-19 yang cukup berdampak pada ekonomi dan kemampuan mahaswa untuk membayar, ia pun memberikan potongan hingga 50 persen. Meski diakuinya, hal ini juga cukup berat untuk pengusaha kos seperti dirinya.
“Cukup berat. Karena kita juga tetap harus membayar listrik dan menjaga kebersihan. Termasuk juga tagihan internet tetap harus kita bayarkan meskipun jarang sekali dipakai,” bebernya.
Dirinya pun berharap agar pemerintah memberikan solusi terkait dengan keberlangsungan usaha kos. Hal yang sama juga diungkapkan oleh Kholik, pengelola kos di Jalan Perjuangan.
Pandemi covid-19 dan kebijakan kuliah daring membuat tingkat hunian indekos turun sampai 50 persen. Memang tak semuanya memperpanjang sewa, karena sebagianmasih menitipkan barang-barangnya.
“Mungkin karena mereka sudah betah dan tidak tahu kapan kuliah akan dimulai lagi. Mereka juga tidak mau repot kalu tiba-tiba kuliah dimulai lagi. Tapi ya begitu, minta diskon,” ungkapnya.
Kerusakan pada perabotan dan barang-barang milik penghuni indekos, juga menjadi perhatiannya. Lama tak ditempati, dikhawatirkan membuat perabotan menjadi berdebu dan berjamur. Sehingga tak jarang ia memantau kondisi kamar yang sudah lama tak ditempati.