Proses penyambungan pipa inlet dan outlet reservoir air 9.000 M3 milik Perumda Air Minum Tirta Giri Nata di kawasan Plangon, Kabupaten Cirebon, membuat distribusi air ke sebagian besar pelanggan di Kota Cirebon tersendat, Sabtu (18/7).
Hal itu membuat warga harus mencari air bersih untuk kebutuhan konsumsi, mandi, cuci dan kakus (MCK). Di sejumlah wilayah pesisir, hingga sabtu sore warga harus mencari air ke sumur terdekat.
Seperti yang dialami warga Kesunean Utara. Mereka harus mendapatkan air dari sumur di daerah lain. Warga terpaksa mengangsu atau mengangkut air dari daerah yang cukup jauh karena kondisi air sumur di Kesunean tak terlalu bagus. Air sumur berbau dan warnanya keruh serta asin.
“Dari pagi belum ngocor airnya. Jadi harus ngambil dari sini,” ungkap Yayat. Warga Kesunean utara yang sedang mengambil air di Sumur Pesayidan.
Sumur tersebut menjadi satu-satunya akses air bersih yang bisa dimanfaatkan oleh warga. Hal tersebut dikarenakan dropping air yang diharapkan, tak kunjung datang. “Kalau beli air galon, harganya lumayan juga. Karena bukan hanya untuk konsumsi, tapi juga untuk mandi dan sebagainya,” lanjutnya.
Di kampung Pesisir Utara Kelurahan Panjunan, puluhan warga juga mengharapkan datangnya bantuan air bersih dari PDAM. Namun sayangnya, bantuan yang datang, tak dapat memnuhi kebutuhan warga. PDAM hanya mengirimkan satu mobil tangki air dengan kapasitas 4000 meter kubik.
“Ini belum datang lagi. Padahal kebutuhan air kan nomor satu. Kalau nggak ada air, pusing. Mau masak nggak ada. Mau mandi dan buang air juga keder,” ungkap Marni.
Menurut Marni, gangguan air sudah terjadi sejak kamis (16/7) lalu. Ia berharap agar perbaikan yang dilakukan PDAM bisa membuat aliran air menjadi lancar di wilayahnya.
“Pengenya cepat lancar. Kalau seperti ini terus, kita nggak bisa apa apa. Nungguin air terus,” pungkasnya. (awr)