Festival Jaga Jarak Sukses Hibur Masyarakat

Festival Jaga Jarak Sukses Hibur Masyarakat
SOSIALISASI PROTOKOL COVID: Seniman menampilkan kreasi dalam acara festival jaga jarak, Minggu (19/7). FOTO: ANWAR BAEHAQI/RADAR MAJALENGKA
0 Komentar

MAJALENGKA-Para pekerja seni tradisi di Majalengka bagian utara, menggelar festival jaga jarak, pada Minggu (19/7). Acara digelar di wilayah Blok Leuwimukti, Desa Ligung, Kecamatan Ligung. Berbagai penampilan dihadirkan seperti pencak silat, tari belentung, kuda lumping, rampak topeng beber, rampak kuda pencak, sampyong, live gamelan dan angklung, serta penampilan lainnya. Rangkaian penampilan itu sukses menghibur masyarakat di wilayah sekitar Majalengka Utara.
Bahkan dalam penampilannya, sebuah alat penjaga jarak (APJ) yang terbuat dari bambu yang diikat dan dibentuk menjadi sebuah lingkaran. Itu digunakan para panitia dan talent yang tampil dalam acara festival.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Hj Lilis Yuliasih sangat mengapresiasi acara yang diinisiasi oleh para pekerja seni tradisi di wilayah Majalengka Utara, khusus masyarakat di wilayah Leuwimukti Desa Ligung, Kecamatan Ligung.
Apalagi menurutnya dalam festival ini selain memberikan hiburan dengan penampilan sebuah karya seni tradisi, panitia bisa menyosialisasikan, mengedukasikan pentingnya jaga jarak.
“Bahkan festival ini juga bisa memberikan pembelajaran di saat Pandemi Covid-19. Masyarakat tetap bisa melaksanakan kreativitas dan tetap perhatikan protokol kesehatan. Di antaranya pakai masker kemudian jaga jarak, kemudian penerapan lain dan terutama ada alat penjaga jarak. Sehingga secara otomatis jaraknya terjaga. Jadi ini sangat bagus,” ungkapnya.
Ketua Panitia Festival Jaga Jarak, Adnan Nawawi mengatakan latar belakang festival ini digelar mengingat Pandemi Covid-19 berhasil menggiring masyarakat untuk memasuki ruang sunyi masing-masing. Pandemi membuat warga menutup pintu diri rapat-rapat dari interaksi fisik dengan sesama.
Pendidikan menjadi macet, kebudayaan membeku, ekonomi rontok, sendi kehidupan yang lain pun tak kalah ambruk. Banyak korban berkelimpangan membuat hidup serasa di ujung tanduk.
“Festival jaga jarak ini tentu saja adalah salah satu upaya para pekerja seni tradisi dan masyarakat khususnya di Leuwimukti dan Ligung untuk menghayati fenomena covid-19. Narasi protokol kesehatan yang gaungkan sebagai salah satu ikhtiar meredakan pandemi ini, kami jadikan basis ide dalam berkarya. Berharap termasuk salah satu ikhtiar positif kita secara gotong royong,” ungkapnya.

0 Komentar