Hal yang sama juga dikatakan oleh Kadmeri. Dia termasuk yang mendiami bantaran kali Sukalila. Sama seperti Marni, ia sudah sekitar 10 tahun ia mendiami rumah di area tersebut. Meskipun menyadari kalau tanah yang digunakan adalah milik memerintah.
“Sudah dari orang tua kami tinggal di sini nelayan. Orang tua kami juga orang yang nggak punya, jadi ya nggak bisa bikin rumah. Jadi terpaksa menempati di sini,” ungkapnya.
Kadmeri berharap ada kebijakan dari pemerintah agar nasib warga yang akan terdampak menjadi jelas. Termasuk terkait pembangunan rusun. (abd/awr)