Kabupaten Cirebon Terbanyak, 1 Sampel Bisa 3-4 Jam

Kabupaten Cirebon Terbanyak, 1 Sampel Bisa 3-4 Jam
LATIHAN: Muhammad Riyan (kiri) berlatih bersama rekan-rekannya di Lapangan Ranggajati, Sumber, Kabupaten Cirebon.--FOTO: TATANG RUSMANTA/RADAR CIREBON
0 Komentar

“Sampel ini masuk ruang ekstraksi kurang lebih diproses selama 1,5 jam. Di sini, proses pemisahan. Tujuannya untuk memecah virus. Ekstraksi itu juga untuk membunuh virus dan untuk mengambil materi genetiknya,” imbuh Donny.
Setelah proses lama di ruang ekstraksi, sampel itu dideteksi dengan alat RT–PCR. Proses inilah yang menentukan apakah sampel tersebut terdapat virus Sars Cov2 atau tidak.
“Kalau genetiknya ada, berarti positif. Kalau tidak ada, berarti negatif,” bebernya.
Untuk proses di RT-PCR juga tidak sebentar. Paling tidak, alat tersebut harus beroperasi selama kurang lebih dua jam untuk pendeteksian virus Sars-Cov2. Sampel-sampel virus yang sudah keluar dari ruang ekstraksi, sudah dalam keadaan mati.
“Kalau yang dari ekstraksi ke sini sudah keluar, berarti sudah mati virusnya. Tapi ada juga sampel yang kita kirim ke Balitbangkes Jakarta, untuk validasi di sana. Berarti satu sampel itu bisa antara 3 sampai 4 jam,” paparnya.
Setiap hari, laboratorium FK UGJ bisa memeriksa kurang lebih sekitar 200 sampel yang datang dari Kabupaten Cirebon, Kuningan, Majalengka dan Indramayu. Untuk sampel swab test terbanyak yang diperiksa, hingga kini terhitung paling tinggi. Mencapai 4.912 sampel. (*) 
 

Laman:

1 2
0 Komentar