MAJALENGKA – Masalah sungai Cilutung yang dangkal membuat sawah para petani di Blok Pinangsari Desa Kasturi Kecamatan Cikijing terendam air. Kondisi itu sudah berlangsung sekitar 20 tahun dan hingga saat ini belum mendapat perhatian serius. Sudah ada 10 instansi terkait yang meninjau lokasi tersebut namun belum ada tindakan.
Kepala Desa Kasturi Drs Yadi Supriadi menjelaskan, sawah yang terendam air sudah tidak diolah oleh para petani mencapai 17 hektar saat musim kemarau. Namun ketika musim hujan bisa mencapai 35 hektar. Setiap tahun para petani mengalami kerugian sampai Rp1,2 miliar.
Dia berharap ada pengerukan dari intansi terkait tingkat kabupaten maupun provinsi karena endapannya cukup dalam hampir 5 meter.
Masalah petani tidak hanya karena lahannya tergenang, namun saat ini petani juga dibebani kenaikan pajak. Sementara petani tidak mau bayar pajak karena lahan tidak produktif. Dia berharap ada dispensasi dan kompensasi untuk penanganan secara utuh agar persoalan tersebut dan bisa segera teratasi.
“Jadi bagaimana bisa difungsikan dan produktif lagi? Intinya ada di normalisasi sungai Cilutung itu,” paparnya.
Pihaknya meminta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS), Dinas PUTR, Dinas Pertanian Jawa Barat dan kabupaten untuk memperhatikan. Apalagi genangan tersebut terjadi sudah lama. Diakuinya sudah ada beberapa pihak yang survei namun tidak ada realisasi. Padahal kondisi ini berhubungan dengan perekonomian masyarakat.
“Masyarakat yang lahannya terdampak genangan air selalu menanyakan perbaikan. Masyarakat juga menyaksikan ketika ada instansi yang melakukan survei lahan. Mereka kadang suka ngomong juga ke saya untuk apa hanya dilihat saja kalau tidak ada tindak lanjutnya,” pungkasnya. (iim)