“Sebetulnya kalau upaya pencegahan sudah berulang kali kita lakukan penyuluhan dan pembinaan kepada warga di sana. Memang tidak semuanya karena warga pesisir, di daerah aliran sungai juga sampah banyak yang dibuang sembarangan,” kata Syukur, belum lama ini.
Syukur menuturkan, masalah sampah di pesisir merupakan fenomena unik sekaligus persoalan pelik. Pada tahun 2013 lalu pihaknya pernah membuat sebuah penelitian pada 8 kilometer garis pantai pada wilayah Kota Cirebon. Bahwa daratan bibir pantai di beberapa titik mengalami penambahan antara 80-120 sentimeter menjorok ke arah laut.
Karenanya, tidak mungkin mengangkut timbunan sampah. Alternatifnya, ditimbun sehingga memunculkan tanah timbul baru. Sebab usia gundukan sampah yang sudah ada berpuluh tahun itu memiliki kedalaman hingga mencapai 2 meter, diperkirakan jumlahnya pun ribuan kubik.
Kepala Bidang Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH, Jajang Yaya Suganda mengungkapkan fakta mencengangkan terkait pencemaran air sungai. Berdasarkan hasil uji yang telah dilakukan, beberapa beberapa sungai yang melintas di wilayah Kota Cirebon telah tercemar.
Pengambilan sampel dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama dilakukan pada rentang bulan Maret 2019. Sementara tahap kedua dilakukan pada rentang bulan September 2019. Upaya pemantauan itu dilakukan di 12 sungai.
Dari 13 parameter yang digunakan, ditemukan beberapa indikator yang melebihi batas ambang baku mutu air di beberapa sungai. Salah satu parameter yang digunakan, yakni faecal coliform yakni bakteri pathogen seperi ecolli, shigella sp, vibrio cholerae, salmonella dan lain-lain. Bakteri tersebut merupakan bakteri yang menyebabkan penyakit diare hingga muntaber pada manusia.
BOD (Biological Oxygen Demand) dan COD (Chemical Oxygen Demand) menggambarkan banyaknya oksigen yang dibutuhkan oleh mikrorganisme untuk mengoksidasi bahan organik karbon yang terkandung.
Hasil pengukuran yang dilakukan terhadap keseluruhan sampel air permukaan menuunjukan, setidaknya terdapat 5 sungai yang hasilnya berada diatas baku mutu air. Sementara 4 sungai tercatat hasilnya berada diatas baku mutu COD sebesar 6,0 mg/liter.
Sungai Kriyan, Sungai Kedung Pagak, Sungai Kalijaga, Sungai Kedung Pane dan Sungai Banjir Kanal memiliki BOD berkisar 11- 25 mg/liter.