CIREBON – Persoalan di internal perusahaan daerah (perumda) Farmasi sangat rumit. Secara khusus, Walikota Cirebon, Drs H Nashrudin Azis SH meminta pelaksana tugas (plt) direktur untuk mengambil langkah-langkah penyelesaian.
Walikota tidak ingin direksi yang baru nantinya malah terbebani masalah lama. Sehingga kinerjanya menjadi tidak maksimal.
Di sisi lain, Plt Direktur Perumda Farmasi, Kadini mengakui perlu waktu membenahi persoalan di internal. Ini menjadi tantangan baginya menyelesaikan satu per satu masalah yang ada. “Pemerintah kota tentu ingin kinerja perusahaan bangkit,” kata Kadini, kepada Radar Cirebon, Jumat (24/7).
Perumda Farmasi beberapa tahun terakhir memang kesulitan. Banyak masalah yang membelitnya. Termasuk utang yang menggunung baik kepada perbankan maupun suplier obat.
Untuk itu, perusahaan perlu mengembangkan aspek pendapatan. Untuk jangka pendek, Kadini mengaku akan berkorespondensi dengan manajemen Rumah Sakit Daerah Gunung Jati (RSDGJ). Tujuannya agar Perumda Farmasi dapat kembali bekerjasama memasok obat-obatan.
“Terus terang, selama ini susah buat Perumda Farmasi mengakses distribusi obat-obatan ke rumah sakit, padahal itu kan rumah sakit milik pemkot dan Perumda Farmasi juga milik pemkot,” kata Kadini.
Dia berharap, dua lembaga ini bisa saling bersinergi. Sehingga Perumda Farmasi menjadi perusahaan yang sehat dan rumah sakit juga terbantu, dan tentu saja hubungan bisnis juga bisa terjalin profesional. “Pekan depan kita berharap sudah mulai menyampaikan ke direksi rumah sakit,” tuturnya.
Pejabat kepala bagian Perekonomian ini memang tidak bersedia membeber masalah yang membelit perusahaan. Namun, dia mengakui persoalan internal cukup pelik. Dibutuhkan terobosan agar perusahaan kembali sehat. “Target kami sebelum ada direktur definitif persoalan PD farmasi sudah beres,” ungkapnya.
Sebelumnya, secara terbuka, walikota mengaku ingin mencari sosok direktur yang mampu mengangkat perusahaan daerah tersebut lebih maju.
Salah satu masalah yang kini membelit Perumda Farmasi adalah tunggakan obat kepada distributor sebesar Rp15 miliar. Nominal itu, merupakan akumulatif sejak lama. Bahkan sebelum Agung menjabat sebagai direktur.
“Banyak persoalan yang diungkap oleh Agung Prabowo selama menjabat sebagai direktur PD Farmasi. Dan persoalan ini diharapkan selesai sebelum diangkat direktur yang baru,” tandas Walikota Cirebon, Drs H Nashrudin Azis SH.
Beres-beres Masalah Internal Perumda Farmasi
