Menurutnya, ada enam desa yang akan diajak untuk berdiskusi terkait masalah tersebut. Pasalnya, ada desa-desa yang juga akan terpengaruh dengan pemberlakukan PSBM yang akan dilakukan di Wotgali, Trusmi Kulon dan Trusmi Wetan.
“Enam desa ini akan kita ajak diskusi untuk mencari formula terbaik. Kita samakan persepsi agar bisa maksimal pelaksanaannya,” ungkapnya.
Sementara itu, Ketua BPD Desa Trusmi Kulon, Priyono menyebut, saat ini ada kegelisahan dari warga Desa Trusmi Kulon terkait persoalan tersebut. Penyebaran kasus terkonfirmasi yang begitu cepat dan masif, membuat warga khawatir jika nanti jumlah kasus bisa bertambah drastis dengan cepat.
“Siapa saja menurut saya pasti khawatir dengan kondisi ini. Apalagi Covid-19 kan sudah menghantui kita selama beberapa bulan terakhir. Kita tidak pernah menyangka jika kasus ini akan terjadi di Trusmi Kulon. Terlebih, dengan jumlah kasus yang sangat banyak,” ujar Priyono.
Namun demikian, ia begitu mengapresiasi peran Dinas Kesehatan dan Pemkab Cirebon yang begitu cepat merespons kasus tersebut dan langsung menurunkan tim untuk melakukan swab test masal di Desa Trusmi Kulon.
Menurutnya, semakin cepat penderita virus tersebut diketahui dan teridentifikasi, maka akan cepat pula proses pengobatan dan penanganannya. Sehingga potensi hasil yang fatal bisa diminimalisir sedari dini.
“Antusias warga sendiri cukup bagus. Mereka bersedia dites secara sukarela datang sendiri bersama keluarga. Terutama yang sempat kontak dengan 16 kasus terkonfirmasi,” imbuhnya.
Warga pun, sambung Priyono, akan mengikuti apapun anjuran dan imbauan dari Gugus Tugas maupun Dinas Kesehatan, dalam upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
“Kita tentu akan ikut anjuran dari Gugus Tugas. Kalau saya pribadi tidak keberatan jika memang opsi terbaiknya harus di-lockdown. Ini karena saya yakin jika memang di-lockdown, pemerintah akan hadir di sini memenuhi kebetuhan masyarakat,” ungkapnya. (*)