Harapan Ulama Bendakerep Jelang Penobatan PRA Luqman Zulkaedin Jadi Sultan Keraton Kasepuhan

azs-kyai bendakerep berharap keraton libatkan pesantren
BERHARAP SINERGI: Pengasuh Ponpes Bendakerep KH Muhtadi Mubarok Soleh, berharap kalangan ulama dan pesantren dilibatkan dalam pengambilan kebijakan strategis di keraton. FOTO: AZIS MUHTAROM/RADAR CIREBON
0 Komentar

Sementara, Filolog Raffan Sapari Hasyim menerangkan, posisi pesantren pada zaman dahulu, semacam dewan penasehat bagi kebijakan-kebijakan yang diambil oleh pihak keraton. Bahkan, Sunan Gunungjati yang awalnya merupakan ulama, diangkat menjadi sultan pertama di keraton itu. Diberikan mandat oleh Sunan Ampel yang merupakan ulama pemimpin walisongo.
Hal ini kemudian dipertahankan, hingga zaman Sultan Matangaji. Karena kondisi pada waktu itu, calon penerus takhta kesultanan keraton sebelum dinobatkan sebagai putra mahkota, justru disembunyikan dulu. Dititipkan ke pesantren untuk menimba ilmu dan untuk keamanan juga. Pada zaman Belanda, tradisi ini perlahan mulai tersingkirkan.
Seperti diketahui, pasca wafatnya Sultan Arief Natadiningrat, puteranya yakni PRA Luqman Zulkaedin merupakan putera mahkota yang nantinya akan resmi memangku tonggak pimpinan keraton setelah 40 hari kepergian Sultan Sepuh XIV.
Direktur Badan Pengelola Keraton Kasepuhan, Ratu Raja Alexandra Wuryaningrat memastikan, jika dalam penobatan atau peresmian penerus takhta Keraton Kasepuhan yang akan digelar dalam prosesi Jumenengan, semua pihak akan diundang. Baik itu dari unsur pemerintahan, termasuk tokoh ulama pesantren.
Menurutnya, PRA Luqman Zulkaedin telah diberikan anugerah sebagai putera mahkota oleh Sultan Arief pada tahun 2018 lalu, seperti yang pernah disampaikan oleh PRA Luqman saat memberikan sambutan pelepasan jenazah alm Sultan Arief di keraton untuk dimakamkan di Gunungjati.
Meskipun usianya baru 31 tahun, namun pihaknya meyakini jika PRA Luqman dapat mengemban amanah meneruskan kepemimpinan keratin. Karena dia telah banyak diberikan wejangan-wejangan oleh mendiang ayahnya, sesepuh, pini sepuh, dan termasuk ulama.
“Jumenengan nanti pasti semua diundang untuk disaksikan oleh wargi, sesepuh, pini sepuh, abdi dalem, ulama, kiai, kerabat dan tokoh lainnya. Saat ini, karena masih dalam suasana berduka, PRA Luqman belum bisa beraktivitas (sowan) ke tokoh-tokoh di luar dulu. Justru banyak dari luar datang ke keraton untuk menyampaikan belasungkawa,” imbuhnya. (*) 

Laman:

1 2
0 Komentar