Ternyata penjualan mode begini, secara administratif kewalahan. Juga tidak terdata dengan baik. Akhirnya, dia memutuskan masuk marketplace.
https://www.youtube.com/watch?v=APe1-euRvIYMembuka nama VeritasOnlineShop, produknya pun kini dipasarkan di dua marketplace yang berbeda. Secara administratif penjualan pun bisa lebih efisien dan terdata dengan baik.
Melihat kemajuan dalam sebulan pertama cukup baik, akhirnya pihaknya pun membuka para reseller lain atau alumni yang memiliki produk untuk bisa memasarkan produknya di Veritas.
Tentunya memerlukan beberapa proses terlebih dahulu. Selain melihat kualitas produk, pihaknya juga tentu menetukan beberapa ketetapan seperti margin. Bukan hanya para alumni Sanmar, online shop dengan konsep sociopreneur tersebut terbuka bagi masyarakat umum yang ingin ikut serta untuk menambah penghasilan di tengah pandemi.
Tetapi karena mengusung konsep bisnis sosial, ditentukan 15 keuntungan dialokasikan untuk kegiatan sosial. “Kita tetap atur supaya harga jual mereka tetap kompetitif dengan kompetitor lainnya,” ungkapnya.
Kini tak hanya kaos Kamus Bahasa Cirebon yang dijualnya. Berbagai barang kebutuhan seperti masker, face shield, hand sanitizer, hingga beragam produk olahan makanan, fashion, dan kecantikan tersedia di Veritas Online Shop. Sudah ada sekitar 20 produk dari berbagai penjual yang bergabung.
“Untuk penyaluran hasil penjualan sendiri saat ini telah kami slaurkan ke beberapa panti. Di tengah pandemi ini, kami juga slaurkan APD ke beberapa puskesamas dan rumah sakit rujukan Covid-19 yang ada di Cirebon,” terangnya.
Veritas Online Shop dibuat benar-benar untuk kegiatan charity. Gina yakin, di tengah pandemi sociopreneur bisa diterapkan ntuk membantu masyarakat meningkatkan pendapatan. Sekaligus saling membantu sesama dengan menyisihkan keuntungan. “Kebaikan dengan sesama juga akan mendatangkan pahala,” katanya.
Yang terpenting, sambung dia, dalam memulai bisnis di tengah pandemi juga tak perlu takut atau ragu. Namun, usahakan meminimalisasi risiko kerugian yang dapat dicegah seperti stok barang terlalu banyak. “Kami terapkan drop shipper, atau membeli pada saat ada permintaan untuk meminimalisasi kerugian,” ucapnya.
Yang tidak kalah penting, Gina menekankan agar membulatkan tekad dan niat memulai bisnis untuk membantu orang lain dengan menerapkan sociopreneruship. (*/bersambung)