Ada beberapa rencana perluasan sektor usaha seperti pada sektor IT, fiber optik, ditambah beban bus rapid transit (BRT), bahkan ingin merambah sektor konstruksi.
“Tapi ya silahkan itu hak mereka direksi dan manajemen. Saran kami jangan dulu, perbaiki dulu core bisnis,” tuturnya.
Terkait rencana pengusulan tambahan dana penyertaan modal, setahu Watid kebutuhan mereka Rp30 miliar, sementara equitas Rp13 miliar. Ada kekurangan Rp17 miliar.
Sementara itu, Direktur Utama PD Pembangunan Dr HR Pandji Amiarsa SH MH masih belum berkenan memaparkan banyak hal terkait rencana strategis tersebut. Namun, ketika ditemui pasca rapat kerja dengan Komisi II awal pekan lalu, Pandji menitikberatkan rencana perubahan status ini untuk mengembangkan perusahaan.
Perubahan nama dan status tersebut tentunya akan diawali dengna usulan rancangan raperda tentang perubahan kelembagaan perumda menjadi perseroda. Hal ini, kata dia bertujuan untuk peningkatan kerja dan peningkatan sumbangsih pendapatan asli daerah (PAD) Pemkot Cirebon.
“Berdasarkan kajian konsultan ahli, Perumda Pembangunan akan lebih leluasa dan potensial dalam mengelola bisnis ketika statusnya dirubah menjadi Perseroda,” ungkapnya.
Pandji menyanggupi untuk penyelesaian inventarisasi aset. Bahkan, hal ini sudah berjalan sejak beberapa tahun lalu, dan saat ini terus berproses. Bahkan, aset yang sudah berstatus Quality Assurance (QA) oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) untuk memfinalisasi data tersebut. (azs)