“Yang lebih utama dalam situasi seperti ini, kebijakan bisa tetap berjalan dengan baik. Masyarakat bisa tenang, walau pun ada yang sampai jenuh, jengkel, dan sebagainya. Bahkan ada imbauan untuk tidak beribadah di tempat ibadah. Ini sangat luar biasa beratnya bagi saya. Ini berat menyampaikannya. Namun alhamdulillah dengan sosialisasi yang baik, tidak memunculkan multitafsir yang lain. Ini atas kerja sama dengan para kiai,” sebut Acep.
Di tengah pandemi Covid-19, lanjut bupati, semua pihak tetap fokus untuk menanganinya. Bahkan ia menyebut Kuningan cukup berhasil melakukan pencegahan penyebaran Covid-19, karena hanya beberapa saja yang terpapar. Itu pun sebagian karena ada penyakit bawaan.
Penanganan Covid-19 belum selesai. Pihaknya selalu mengingatkan kepada agar tetap berhati-hati dan ikhtiar. Sekarang masa pemulihan, mulai kembali sesuatu yang baru. Pendidikan harus berjalan, perekonomian dan perdagangan sudah mulai bergeliat.
“Oleh karenanya, hari ini kami menyerahkan bantuan kepada FPP. Jangan dilihat bantuannya, tapi barangkali itulah niat kita semua untuk penanganan Covid-19,” ujarnya.
Ia menjelaskan, untuk APD masker yang diberikan kepada ponpes tersebut bisa dipakai berpuluh-puluh kali, tentunya harus sering dicuci. Lalu alat pengukur suhu badan yang diserahkan, menurutnya itu juga sangat penting.
“Kalau ada suhu tubuh di atas 37 derajat, segera ke puskesmas, semuanya akan dilayani dengan baik. Lalu hand sanitizer untuk bagaimana kita harus bersih. Beras juga ada bantuan, teknik penyaluran silakan diatur. Ini karena ada santri yang mondok,” tutur Acep.
Lebih lanjut, di hadapan para Kiai dan Ulama, Bupati Acep pun menyampaikan terkait isu yang berkembang soal penyegelan Batu Satangtung Curug Goong di Cisantana Kecamatan Cigugur. Ia meminta para kiai dan ulama agar hal tersebut bisa dipahami dan dinetralisir oleh semua pihak.
“Ada penyegelan itu karena ada penolakan dari warga. Harusnya permisi dulu. Alhamdulillah kita selaku penganut agama yang punya adat dan punya adab. Kita punya kekhawatiran, kan boleh bertindak represif. Yang terjadi sekarang itu digoreng, dia laporan ke sana ke mari. Kami mohon jangan sampai terpancing. Di Kuningan ini aman-aman saja, yang ke sawah ke sawah, yang dagang dagang,” kata Acep seraya kembali memohon agar para kiai dan masyarakat Kuningan pada umumnya tidak terpancing oleh isu tersebut. (muh)