Cirebon Sempat Jadi Kota Jorok dan Dilecehkan

0 Komentar

Untuk mennyalurkan air hujan, mandi, cuci dan sebagainya barulah dibangun riol di bawah tanah berikut pompanya. Ini juga dibangun di daerah-daerah yang sering tergenang air, seperti daerah Cirebon selatan dibangun selokan yang dapat menyalurkan air dengan baik.
Riol air ini berukuran cukup besar bahkan orang pun bisa berjalan di bawahnya. Juga membantu penyedotan yang akhirnya bermuara di CUDP. “Pompa riol air ini pun saat ini masih ada,” terangnya.
Sementara itu, di proyek yang berbeda untuk memperbaiki saluran air yang ada di Cirebon, rencana pembuatan gorong-gorong untuk Cirebon sebenarnya telah terencana sejak sebelum pendirian Kota Praja.
Pertama kali dimulai penjelasannya kepada dewan pada 1915 dengan pembuatan gorong-gorong dan pembuangan air. Pertama dimulai pada tahun 1918 untuk pembuatan gorong-gorong di Selatan Cirebon, pekerjaannya selesai pada 1922.
Sedangkan akhir tahun 1929 dimulai dengan pembuatan gorogn-gorong di Utara Cirebon, yang pekerjaannya terlaksana dalam 5 tahun. “Keduanya selesai di tahun 1927 bersamaan dengan bis-bis riol,” ungkapnya.
Pengelolaan Cirebon Urban Development Project (CUDP) sempat dikelola Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Air Minum Tirta Giri Nata. Namun seiring perubahan peraturan daerah, dialihkan pengelolaannya ke Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang (DPUPR).
Aset-aset sistem sanitasi dan saluran perkotaan tersebut hingga saat ini masih ada. Sebagian masih difungsikan. (*)

Laman:

1 2 3
0 Komentar