PATROL-Pasca hari raya Idul Adha 1441 H, harga tomat terjun bebas. Sebulan lalu, harga tomat masih di angka Rp8000 per kilogram. Namun, saat ini anjlok menjadi Rp2000/kg.
Merosotnya harga tomat disebabkan pasokan yang berlimpah. Juga panen berbarengan di beberapa wilayah.
“Stoknya banyak. Dari petani suplai tergolong melimpah. Karena mereka rata-rata tengah mengalami panen raya,” ungkap Endang, pedagang di Pasar Induk Sayuran Patrol, Senin (3/8).
Selain dari petani lokal, sebuatnya, pasokan tomat juga datang dari berbagai daerah. Mulai dari Kabupaten Majalengka, Bandung, Garut, Sumedang, Lembang, Wonosobo, Pemalang sampai Brebes.
Ironisnya, meskipun harga merosot tajam, jumlah pembeli ternyata ikutan turun. Jika saat harga normal dalam satu hari ia dapat menjual tomat sebanyak lima kuintal, tidak pada saat sekarang ini.
Dengan turunnya harga tomat dia justru hanya bisa menjual sebanyak tiga kuintal saja dalam waktu yang sama. “Selesai lebaran haji, pembeli sepi,” ujarnya.
Jatuhnya harga tomat juga dikeluhkan oleh para petani. Bahkan, di wilayah Kecamatan Bongas, petani terpaksa membiarkan tomatnya terlantar di ladang. Karena biaya petik lebih mahal dibanding biaya jual. “Di tingkat petani harganya Rp1500 sekilo. Gak nutup modal, jadi dibiarkan saja,” keluh Wardi salah seorang petani.
Dia membenarkan, saat ini sedang berlangsung panen raya tomat. Petani di desanya selain menanam padi sawah irigasi, juga mengembangkan komoditas hortikultura khususnya tomat.
Meski harga jatuh, lanjut dia, tetapi petani tetap bersyukur karena di tengah pandemi covid-19 yang melanda hampir seluruh wilayah di Tanah Air, mereka masih bisa beraktivitas seperti biasanya. Aktivitas di kebun dan sawah tetap berjalan, sebab petani hanya bergantung pada hasil pertanian dan perkebunan. (kho)