Melihat Penanganan Kasus Covid-19 di RS Paru Sidawangi

dri - melihat penanganan kasus terkonfirmasi positif di RS Paru Sidawangi (3)
PANTAU CCTV: Direktur RS Paru Sidawangi dr Lucya Agung Susilawati MARS menunjukan monitor pengawas untuk melihat kondisi pasien kasus terkonfirmasi positif yang dirawat di RS tersebut. FOTO: ANDRI WIGUNA/RADAR CIREBON
0 Komentar

“Kelimanya tanpa gejala klinis. Mayoritas kita dapat kiriman dari PSC Kabupaten Cirebon, termasuk yang warga Jakarta itu. Sejauh ini, kondisinya stabil dan tanpa gejala,” jelasnya.
RS Paru Sidawangi sendiri punya SOP ketat untuk penanganan kasus Covid-19, baik yang sudah terkonfirmasi positif ataupun yang masih dalam status suspek.
Menurut salah satu mantan Wadir di RSD Gunung Jati tersebut, jika yang datang merupakan rujukan kasus terkonfirmasi positif, maka pasien akan langsung dibawa ke dalam ruang isolasi. Namun, jika yang bersangkutan datang sebagai pasien biasa, maka akan menjalani tahapan screening untuk memastikan ia terpapar atau tidak.
“Kita ada IGD khusus yang jika datang kasus yang masih suspek atau belum terkonfirmasi. Maka, akan diasumsikan dalam ruangan tersbeut dan ditangani sesuai SOP yang ketat,” bebernya.
Satu hal yang penting lainnya adalah keberadaan hepa filter atau High Efficiency Particulate Air di dalam ruangan isolasi. Alat ini berfungsi untuk menyaring dari lingkungan agar bersih untuk disalurkan ke dalam area bersih di dalam ruang isolasi.
“Ini agar membantu proses penyembuhan pasien semakin cepat karena udara yang dihirup adalah udara bersih yang sudah difilter,” bebernya.
Rencananya, akhir tahun ini RS Paru Sidawangi akan membangun lima kamar atau ruangan khusus bertekanan negatif untuk ruang isolasi kasus terkonfirmasi positif.
Saat ini sambung dr Lucya, tahapan atau progresnya sedang dijalankan agar bisa terealisasi. “Keberadaan ruang bertekanan negatif ini sangat penting. Ini diperlukan untuk ruang isolasi kasus Covid-19,” ungkapnya. (*)
   

Laman:

1 2
0 Komentar