Pada kesempatan itu, Gubernur Jawa Barat, M Ridwan Kamil mengaku, bakal menjadi salah satu relawan dalam proses uji coba vaksin covid-19 yang saat ini tengah diproduksi Laboratorium Biofarma, Bandung. Butuh 1.600an relawan untuk diujicobakan penyuntikan vaksin, hingga proses ini dinyatakan lolos beberapa bulan ke depan.
“Insya Allah saya sendiri juga akan jadi relawan uji coba vaksin itu. Sedang dicek dulu apakah saya ada riwayat penyakit lain. Karena untuk ujicoba ini syaratnya selain rentang usia 20-59 tahun, juga tidak punya riwayat penyakit bawaan. Serta berdomisili di sekitar Bandung Raya, agar mudah dimonitor,” ujarnya.
Setelah itu, reaksi vaksin baru akan terlihat setelah dua hingga tiga kali pengujian. Kalau imunitas orang tersebut terhadap potensi penularan covid-19 bisa naik hingga 90 persen, itu berhasil. Tapi, tidak menutup kemungkinan imunitasnya tetap stagnan di angka tertentu. Ada kemungkinan punya penyakit bawaan atau faktor genetik lain.
Dia menerangkan, ada tiga negara yang saat ini mampu memproduksi vaksin. Pertama dari Tiongkok, Korea, dan Inggris. Korea dan Inggris belum selesai tahapan tes ke satu dan keduanya. Sedangkan, syarat vaksin bisa digunakan secara masal jika telah lolos melewati tiga kali tes, dua di negara asal produsennya, satu di negara tujuan konsumennya yang akan divaksin masal.
“Korea dan Inggris ini baru sekali. Kemudian vaksin dari Indonesia juga masih lama. Yang paling siap, dari Tiongkok yang Sinovak itu. Dua tes sudah dilakukan di negaranya dan tes ketiga akan dilakukan di negara konsumen,” tuturnya.
Menurutnya, Biofarma saat ini memproduksi vaksin polio permintaan dari negara Afrika, juga dilakukan dua kali pengujian terhadap sampel manusia di negara sendiri. Kemudian pengujian tahap ketiga dilakukan di negara tujuan Afrika.
Di Indonesia diproduksi oleh Biofarma sudah ada 100 relawan terdaftar di Bandung Raya karena lokasinya sedang melakukan pengetesan hingga Desember. Diharapkan lancar. Kalau lancar, vaksin sudah tersedia Januari Februari. Nanti juga bisa diberikan kepada warga Jabar dan Cirebon.
Emil menambahkan, ketika sudah lolos berbagai tahapan pengujian, maka vaksin tersebut bakal diproduksi masal 100 juta pieces. Bahkan, kata dia, Menteri BUMN Erick Thohir ingin menambah kapasitas produksi masalnya sampai 200 juta pieces, sehingga mayoritas seluruh warga Indonesia bisa divaksin. (azs)