Sebagai permohonan dari desa, lanjutnya, agar pembagian lahan nanti bisa dilakukan secara merata. “Kami 42 orang petani penggarap lahan tanah TNI bukan untuk menuntut. Karena kami pun tidak pernah merasa memiliki tanah tersebut, kami hanya berpikir bagaimana cara kami bertahan hidup,” pungkasnya. (fik)