Petani Jagung Rugi Besar, Harga Sekilo Cuma Rp900

Petani Jagung Rugi Besar, Harga Sekilo Cuma Rp900
0 Komentar

PABUARAN – Saat pandemi Covid-19, harga jagung mengalami penurunan cukup signifikan. Imbasnya tentu kerugian bagi para petani. Salah satu petani jagung asal Desa Jatirenggang, Kecamatan Pabuaran, Junadi mengatakan, saat ini harga jagung turun drastis. “Gara-gara Covid-19, harga jagung turun jauh dari sebelumnya,” ujarnya, kemarin.
Junaedi mengungkapkan, saat ini harga jagung dari petani ke penjual mencapai Rp900 per kilogram. “Dulu sebelum ada Covid-19, harga paling rendah Rp2.000, kadang sampai Rp2.400 per kilogram. Sekarang jadi Rp900 per kilogram, jauh sekali turunnya,” ungkap dia.
Dengan harga jagung Rp900 per kilogram, jelas sangat merugikan petani, termasuk juga Junaedi. “Mending kalau pas dengan modal nggak apa-apa. Nah ini, untuk modal bibit dan pupuk saja, dengan harga segitu, nggak bakal nutup,” keluhnya.
Ketika harga Rp1.900 per kilogram, dirinya bisa mencukupi untuk modal. “Pas modal ketutup itu, ketika jagung harganya Rp1.900 per kilogram,” ujarnya.
Bila dihitung per hectare, maka dirinya mengalami kerugian mencapai Rp5 juta. Biaya tanam bibit, pupuk, obat tanaman, dan biaya lainnya, satu hektare bisa mencapai Rp15 juta. Tapi kalau harga jagung Rp900 per kilogram, maka hasil penjualan cuma Rp10 juta. “Jadi, kita rugi Rp5 juta per hektare,” ungkapnya.
Dirinya meminta Dinas Pertanian Kabupaten Cirebon untuk turun tangan mengantisipasi kerugian para petani jagung. “Terus, kita mengeluhnya sama siapa? Kita bingung kalau kondisinya tetap begini saja. Kalau kita nggak nanam, ya kita nggak bisa makan. Begitu juga kalau kita nanam jagung, malah kita rugi,” keluhnya. (den)

0 Komentar