Realokasi Anggaran Belanja

Realokasi Anggaran Belanja
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon, Bakti Artanta. FOTO: APRIDISTA S RAMDANI
0 Komentar

 
MELAKUKAN swakarantina akibat pandemi Covid-19 di rumah bersama keluarga nyatanya tidak mudah. Kondisi ini kian berimbas ke segala arah, termasuk perekonomian keluarga. Tak sedikit juga yang mengeluh akan manajemen keuangan rumah tangga jadi morat marit.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Cirebon, Bakti Artanta menuturkan, di masa pandemi management financial memang harus diperhatikan dengan baik. Terutama saat penghasilan tak bisa seperti biasanya atau yang kehilangan pekerjaan di tengah pandemi. “Kebutuhan pangan harus diprioritaskan, harus ada kendali untuk melakukan pembelian,” ungkapnya.
Realokasi pada anggaran belanja keluarga juga harus diterapkan. Pasalnya saat pandemi seperti ini selain kebutuhan pokok ada kebutuhan lain yang timbul. Seperti biaya pendidikan yang kini terganti dengan biaya pulsa karena pembelajaran dilakukan dengan jarak jauh (daring).
“Peralatan sekolah saat ini pasif, jadi alokasinya bisa direalokasi ke biaya pulsa atau kuota untuk pembelajaran daring,” ungkapnya.
Kelompokkan juga mana kebutuhan yang masuk dalam kategori need dan want. Seperti misalnya kebutuhan leisure yang bisa ditunda terlebih dahulu untuk kebuthan primer.
“Saat pandemi ini juga sudah seharusnya inovasi dalam mendapatkan pemasukakan dikembangkan atau mulai cari alternatif pendapatan baru, seperti mulai berjualan online dan membuat makanan atau lainnya,” terangnya.
Hal ini juga bisa turut diterapkanoleh para UMKM. Di saat pandemi ini omzet UMKM pasti kena imbas. Cara untuk menanganinya yakni mencari alternatif dengan pengembangan produk lainnya.
Jika produk pakain yang dijual misalnya tidak laku di pandemi ini, bisa mencari alternatif lain yang sedang banyak dicari orang. “Cari pasar potensial untuk memperbaiki pemasukan, lihat konsumsi domestik karena tak terganggu dibanding dengan ekspor,” tukasnnya. (apr)
 

0 Komentar