“Mau tidak mau para kepala perangkat daerah mesti memangkas lagi belanja-belanja yang tidak urgen,” ungkapnya.
Berbeda dengan Kota Cirebon yang mengalami defisit, daerah-daerah lain di wilayah III Cirebon, sanggup mengatasinya. Sebut saja Kabupaten Cirebon, Majalengka, Kuningan, maupun Indramayu.
Kabupaten Cirebon saat ini, melakukan refocusing anggaran sebanyak 88 persen SKPD untuk penanganan kesehatan, pemulihan ekonomi dan jaring pengaman sosial. Namun, daerah yang dipimpin Drs H Imron MAg ini, diklaim berhasil mengelola keuangan daerah dan dipastikan aman tidak mengalami defisit.
Plt Kepala Badan Keuangan dan Aset Daerah (BKAD) Kabupaten Cirebon, Drs Jajang Sofyan MSi saat ditemui Radar mengatakan, hingga periode Juni 2020, pihaknya sudah menerima sekitar 44,26 persen anggaran yang berasal dari PAD, dana perimbangan daerah dan pendatapatan daerah lainnya atau sebesar Rp1,6 triliun.
Angka tersebut, lebih besar ketimbang jumlah belanja total yang mencapai 35,04 persen atau sekitar Rp1,053 triliun. Kondisi tersebut dianggap masih aman dan jauh dari kondisi defisit. Belum lagi masih ada silpa sekitar Rp200 miliar lebih sisa dari belanja di 2019.
“Kami yakin sekali kita tidak akan defisit. Status kita masih aman. Kita juga masih ada silpa dari 2019 sebanyak Rp200 miliar. Tapi silpa ini tidak bisa dibukukan sebagai pendapatan, melainkan sebagai penerimaan pembiayaan,” ujar Jajang.
Sementara itu, untuk realisasi penggunaan APBD tahun 2020 untuk penanganan pandemi Covid-19 di Kabupaten Cirebon, hingga tanggal 5 Agustus 2020, dari pagu anggaran sebanyak Rp87,3 miliar sudah terealisasi sebanyak Rp24,5 miliar atau sebanyak 28,12 persen. Untuk penanganan dampak ekonomi dari pagu anggaran 7,3 miliar baru terserap 34,91 persen.
Serapan paling tinggi justru dari penyediaan jarring pengaman yang sampai saat ini sudah menyedot 61,18 persen dari total pagu anggaran sebanyak Rp48,2 miliar atu sebesar Rp29,5 miliar.
“Serapan kita bukan rendah, justru kita melakukan perencanaan secara ketat. Karena kita tidak tahu sampai kapan pandemi ini berlangsung. Kita tidak ingin saat pandemi masih merebak, tapi anggarannya habis,” ungkapnya.
SULIT TAPI
BISA DIATASI
Meski dalam kondisi sulit, namun Kabupaten Majalengka pun memastikan lolos dari defisit. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Majalengka Drs H Eman Suherman MM menyebutkan, refocusing anggaran tidak berpengaruh terhadap transfer pemerintah pusat ke daerah Majalengka.