JAKARTA – Pemerintah tahun ini menyiapkan dana Rp5 triliun untuk penyediaan vaksin Covid-19 yang sekarang dalam tahap uji klinis. Anggaran tersebut diperuntukkan bagi 30 sampai 40 juta dosis vaksin. Pada tahun depan, akan disiapkan lagi sebesar Rp40 triliun hingga Rp50 triliun.
Saat ini, PT Bio Farma dan Sinovac Biotech melakukan uji klinis fase ketiga yang melibatkan 1.600 orang. Targetnya, vaksin sudah mulai bisa diproduksi pada Oktober mendatang dengan kapasitas 10 juta dosis per bulan. Hingga akhir tahun bisa memproduksi 40 juta dosis. “Kapasitas produksi pengembangan vaksin ini itu diharapkan mencapai 120 juta dosis per tahun,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (12/8).
Menurut ia, untuk tahun ini pemerintah menyiapkan dana Rp5 triliun. Namun, tahun depan anggaran yang akan disiapkan lebih besar. Yakni mencapai Rp50 triliun. “Dana ini diperuntukkan khusus untuk penyediaan vaksin Covid-19,” terangnya.
Bio Farma, lanjut Airlangga, juga bekerja sama dengan Coalition for Epidemic Preparedness Innovation (CEPI) untuk melakukan transfer teknologi formulasi vaksin. Bio Farma memproduksi vaksin Covid-19 yang dikembangkan oleh CEPI.
“Selain Bio Farma, PT Kalbe Farma juga sedang bekerja sama dengan Genexine Consortium asal Korea Selatan. Misinya sama, yakni pengembangan vaksin Covid-19,” terangnya.
Kerja sama uji klinis fase 3 akan dilakukan September 2020 hingga Maret 2021 mendatang. Kapasitas produksi yang ditargetkan hingga 50 juta dosis per tahun. Persetujuan kondisonal oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) baru akan keluar pada Agustus 2021.
Selain itu, PT BHCT Bioteknologi Indonesia juga bekerja sama dengan Cina Sinopharm International Corporation (Wuhan Institute of Bilogical Product) untuk melakukan uji klinis fase 1 dan 2 di rumah sakit rujukan Covid-19. Uji klinis sudah mulai dilakukan April lalu di Cina.
Sementara itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tetap mencari alternatif selain vaksin Sinovac dari Cina. Kepala POM, Penny K Lukito mengatakan Indonesia bekerja sama dengan negara lain untuk meneliti vaksin. Namun, pada saat yang sama, berbagai penelitian vaksin juga dikembangkan di dalam negeri.
Menurutnya, Indonesia memiliki berbagai peluang sumber vaksin untuk bisa diproduksi. Karena, seluruh dunia juga melakukan hal yang sama guna memenuhi kebutuhan vaksin. “Kebutuhan vaksin sangat besar. Kita akan berkompetisi dengan negara lain,” jelas Penny.