Lengser menjadi pejabat negara karena masa pengabdiannya selesai, bukan perkara gampang. Banyak yang mengalami post power syndrome karena gagal move on. Tapi tidak dengan Emirzal Hamdani.
ABDULLAH, Cirebon
SELAMA menjadi pejabat negara, berbagai fasilitas didapat. Mulai mobil, tunjangan, belum lagi kewenangan yang dimiliki. Karenanya, tidak sedikit yang mengalami kesulitan saat kembali menjadi masyarakat biasa.
Namun hal itu tidak terjadi dengan Emirzal Hamdani Ak. Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Cirebon yang masa jabatannya selesai tahun 2018. Dia merambah bisnis kuliner. Bahkan sempat viral di media sosial karena keunikannya, yakni bakso lobster.
Banyak yang dibuat penasaran dengan kuliner yang satu ini. Bakso yang membaut lobster. Emirzal mengungkapkan, yang digunakannya benar-benar lobster utuh. Bahan-bahan yang disajikan kelas premium, karena bertujuan ingin memberikan yang terbaik kepada konsumen.
Selaijnbakso lobster, juga tersedia menu baru bakso kondro, dan kondro gila. Bakso kondro gila ini memiliki kekhasan karena rasa pedasnya.
Selain itu, dia menyediakan bakso tulang sumsum. Yang cara makannya unik, karena harus menggunakan sedotan. Kemudian, ada juga bakso udang. “Semua bisa makan lobster cukup datang ke tempat kami di Jalan Kesambi Baru,” ujar Emirzal.
Sejak tidak lagi menjabat senagai komisioner KPU Kota Cirebon, dirinya memilih fokus berbisnis. Apalagi sebelumnya memiliki usaha di Pekalongan, Jawa Tengah. Dan saat ini dirinya merambah bisnis lobster.
Ketika masyarakat selama ini menilai lobster harganya mahal dan hanya kalangan tertentu saja yang bisa membeli, Emir mencoba membuat terobosan. Bagaimana masyarakat bisa menikmati lobster yang ramah dengan saku konsumen.
Akhirnya dibuatlah bakso lobster, tentu saja ukuran lobsternya lebih kecil ukuran sekitar 2 ons. Beda dengan lobster yang ukurannya mencapai 3 kg per ekornya. “Ini baru sekitar dua pekan,” ujar Emirzal, yang ditemui Radar Cirebon.
Bagi Emir, berbisnis kuliner bukanlah hal yang asing. Keluarga besarnya banyak berkecimpung di dunia kuliner khususnya katering. “Tidak perlu malu jualan bakso yang penting halal,” ujar Emir.
Walaupun dua periode menjadi penyelenggara pemilu, alumnus Undip Semarang ini mengaku belum tertarik terjun ke politik praktis. Apalagi bergabung ke partai politik. Bahkan ketika ada peluang pendaftaran open biding salah satu dirut BUMD, Emir juga tidak terlalu tertarik. “Fokus saya mengembangkan bisnis kuliner ini,” pungkasnya. (*)