Tantang Bedah Sejarah dan Silsilah Keraton Kasepuhan

Tantang Bedah Sejarah dan Silsilah Keraton Kasepuhan
Filolog Cirebon Raffan S Hasyim
0 Komentar

“Mungkin ada di antara kerabat keturunan Kesultanan Cirebon yang merasa lebih berhak atas takhta kesultanan. Hal itu seyogyanya haruslah didukung dengan dasar pemikiran yang dapat dipertanggungjawabkan. Baik secara moral maupun aspek legal formal, serta didasarkan pada kesesuaian dengan adat dan tradisi, da dasar hukum yang jelas,” tuturnya.
Menurutnya, keluarga besar kesultanan Kasepuhan, jauh lebih penting untuk memikirkan keberlangsungan tata kelola keraton sebagai institusi  pelestarian adat tradisi dan syiar Islam sesuai petatah petitih Sunan Gunung Jati Ingsun Titip Tajug lan Fakir Miskin.
“Hingga ke masa depan dan memperkuat silaturahmi di antara famili yang diharapkan semakin guyub, rukun dan damai. Daripada berselisih tentang masa lalu yang hanya akan melanggengkan perpecahan di antara kerabat kesultanan Cirebon, apalagi tanpa dasar argumentasi dan hukum yang jelas,” paparnya.
Disebutkan Chaidir, para leluhur dengan segala kelebihannya juga adalah manusia biasa yang tidak luput dari kekurangan. Chaidir mengajak semua pihak menjunjung dan teladani segala kebaikannya, keluhuran budinya, dan mengkubur dalam-dalam yang buruk tentangnya, jika memang ada. Sesuai dengan pesan leluhur mikul dhuwur, mendem jero.
Masih kata Chaidir, sejarah menjelaskan jika riwayat perjalanan bangsa, manusia sepanjang waktu, ada kisah kejayaan, kemenangan, dan adapula peristiwa tragis yang memilukan. Hal yang terjadi di masa lalu, yang tidak mengalami dan menyaksikannya langsung.
Apalagi dari sumber-sumber yang kebenarannya masih dipertanyakan bukanlah untuk dipergunjingkan, dipertentangkan, bahan propaganda politik kepentingan. Cukuplah untuk diambil pelajaran dan diperoleh hikmah. Jika  itu benar-benar terjadi, untuk tidak terjadi lagi di masa kini dan yang akan datang.
Chaidir mengajak bersama benahi hati, pikiran dan tingkah laku, untuk bersama-sama membangun warisan leluhur Keraton Kasepuhan untuk dijadikan ladang ibadah bersama. “Agar para leluhur dapat tersenyum bahagia bahwa warisannya dijaga dengan baik dan membawa maslahat untuk ummat, bangsa dan negara  tercinta,” ujarnya. (awr/azs)
 

0 Komentar