Olly Siti Soekini yang akrab dipanggil Olly Sastra, adalah Srikandi dari Cirebon. Dia adalah perempuan Cirebon pertama yang berani mengibarkan bendera merah putih. Meski harus berjibaku dengan tentara Jepang yang saat itu masih belum mengakui kemerdekaan Republik Indonesia.
**
SETELAH Bung Karno membacakan teks proklamasi pada tanggal 17 Agustus 1945, kabar tentang kemerdekaan Indonesia itu juga sampai kepada masyarakat Cirebon pada keesokan harinya. Atau tanggal 18 agustus 1945.
Adanya kabar tersebut, disambut dengan antusias. Termasuk oleh Olly Sastra, perempuan yang dijuluki Srikandi dari Cirebon.
Olly Sastra yang pada saat era kemerdekaan, merupakan ketua Umum Angkatan Muda Tjirebon, sangat bersemangat untuk menurunkan bendera Jepang dan menggantinya dengan bendera merah putih.
Sang saka merah putih pun sempat berkibar di Gedung Djawa Hoo Ko Kai di Jalan Pekalipan 106 yang kini berubah menjadi pertokoan. Namun ternyata, aksi itu dipergoki oleh tentara Jepang yang kemudian merebut dan berupaya membakar bendera merah putih berukuran 180×120 sentimeter tersebut.
“Ibu saya merebut lagi merah putih yang hampir terbakar. Tapi tentara Jepang itu makin beringas dan memukuli ibu saya. Dia berusaha menyelamatkan bendera itu,” tutur Esti Handayani, salah satu putri Olly Sastra kepada Radar, kemarin.
Bendera itu memang pada akhirnya bisa diselamatkan. Namun kondisinya tidak utuh lagi. Sebagian hangus terbakar. Bahkan saat ini, bendera yang terbuat dari kain satin itu kondisinya telah usang tergerus usia. Bendera merah putih ini pernah dikibarkan saat ada beberapa rapat penting juga pawai. Pernah dikibarkan pada tanggal 19 Agustus di Gedung Sucho.
Bendera merah putih yang menjadi saksi bisu perjuangan masyarakat Cirebon dalam melawan penjajah dijaga dengan baik. Termasuk foto-foto Olly Sastra saat berjumpa Bung Karno dalam beberapa kesempatan. Semuanya tersimpan dengan rapi di rumahnya yang sudah berumur 137 tahun. Lebih lengkap, kisah perjuangan ibundanya terekam dalam memoir “Catatan Kisah Perjuangan Masyarakat Kota Cirebon”.
Menurut Esti, ibundanya diberi gelar Srikandi dari Cirebon, sebab keberaniannya mempertaruhkan nyawa demi sang merah putih. Selain itu, Olly Sastra juga dikenal sebagai pribadi yang supel. Mampu bergaul dengan kalangan manapun. Olly juga aktif di banyak organisasi. Mulai dari gerakan kepanduan hingga gerakan sosial.