Kabar proklamasi kemerdekaan baru tiba di Kota Cirebon pada tanggal 18 Agustus 1945. Selang sehari setelah proklamasi yang diucapkan oleh Bung Karno di Jalan Pegangsaan Timur 56, 17 Agustus 1945. Masyarakat secaara sporadis menyambut proklamasi kemerdekaan. Merdeka!
KHOIRUL ANWARUDIN, Cirebon
PROKLAMASI Kemerdekaan RI belakangan diketahui tidak hanya dilakukan di Jakarta. Di Kota Cirebon, pembacaan teks proklamasi juga dilakukan pada 15 Agustus 1945.
Lokasinya, di Alun-alun Kejaksan dan ditandai dengan adanya sebuah tugu. Persis di persimpangan Jl Siliwangi dan Jl RA Kartini.
Namun, proklamasi rakyat Cirebon ini gaungnya kurang terdengar hingga ke tingkat nasional. Masyarakat ketika itu masih belum berani secara terbuka menyatakan telah merdeka.
Sementara Proklamasi yang dibacakan Ir Soekarno dan Mohammad Hatta, informasinya baru diterima di Cirebon pada tanggal 18 Agustus 1945 atau sehari setelahnya.
Dalam surat kabar Pikiran Rakyat edisi 16 Agustus 1989, kegembiraan masyarakan Cirebon dalam menyambut kemerdekaan itu terekam. Berbagai peristiwa bahkan tak banyak diketahui oleh masyarakat.
Di Jalan Pekalipan 106, bendera merah putih berkibar di kantor Jawa Hokokai. Bendera republik Indonesia ini dikerek ke atas tiang. Pengereknya, Olly Siti Soekini yang akrab dipanggil Olly Sastra terpaksa berjibaku dengan tentara Jepang bernama Tanuka yang belum mengakui Kemerdekaan Republik indonesia.
Pada pukul 16.00 WIB juga, bertempat di Alun-alun Kejaksan, sebuah rapat umum berlangsung dengan pembicara Dr Sudarsono, Manadi dan Kartahari. Kegiatan tersebut ditutup dengan pawai akbar keliling kota. Di tengah luapan kegembiraan, masyarakat Cirebon menyambut pawai itu dengan haru dengan mata yang berkaca-kaca.
Kemeriahan pawai itu menarik perhatian orang orang. Masyarakatpun menjadi tahu bahwa pawai tersebut menjadi wujud kegembiraan atas kemerdekaan bangsa Indonesia dari cengkraman para penjajah.
Malam harinya, masih di tanggal 18 Agustus 1945, di perguruan Taman Siswa, di samping Keraton Kanoman, dilangsungkan rapat pembentukan Komite Nasional Indonesia yang dipimpin oleh Dr Sudarsono.