Uca menceritakan, ada salah satu sekolah yang sudah melakukan uji coba pembelajaran tatap muka. Namun durasi belajar mengajar hanya dilakukan selama empat jam sehari, dan melakukan sistem shift berdasarkan kelas. “Sehingga seorang siswa hanya mengikuti KBM tatap muka 2 hingga 3 kali dalam sepekan. Selebihnya, mereka belajar secara daring dan luring,” katanya.
Abidin menambahkan, ada empat sekolah SMP Negeri yang sudah melakukan simulasi belajar tatap muka. Antara lain SMPN 1 Kadugede, SMPN 3 Cilimus, SMPN 2 Ciawigebang dan SMP 2 Ciwaru. Dalam simulasi ini, sebelum masuk ke kelas, siswa harus memakai masker, suhu tubuhnya diperiksa, dan kursi di dalam kelas juga direnggangkan. “Sebenarnya dari hasil survei, sudah sekitar 80 persen SMP negeri maupun swasta yang siap melaksanakan belajar tatap muka,” papar dia.
Sebelumnya, Kabupaten Majalengka termasuk daerah yang paling cepat memutuskan untuk segera membuka KBM tatap muka. Rencananya, akan dilaksanakan Senin, 24 Agustus lusa.
Kepastian itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Majalengka, H Ahmad Suswanto SPd MPd. Dia menegaskan, uji coba pelaksanaan pembelajaran tatap muka di sekolah harus mengindahkan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
“Bagi sekolah SD-SMP yang berada di desa yang pernah ada kasus positif covid-19, untuk tetap melaksanakan pembelajaran daring dan tidak dilakukan pembelajaran tatap muka terlebih dahulu,” tegasnya kepada wartawan usai sosialisasi kepada para penilik, pengawas dan Kepsek SD-SMP di aula Disdik Majalengka, Rabu siang (19/8). (azs/den/dri/ags/ara)