Kampanyekan Cegah Stunting

ika-stunting
SERAHKAN BINGKISAN: Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kuningan, Hj Ika Acep Purnama menyerahkan bingkisan kepada ibu hamil untuk mencegah stunting, Selasa (25/8).
0 Komentar

KUNINGAN– Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kuningan, Hj Ika Acep Purnama terus bergerak melayani masyarakat. Salah satunya melalui kampanye gerakan masyarakat cegah stunting di wilayah Cigandamekar Kuningan, Selasa (25/8).
Acara yang dikemas dengan koordinasi, konvergensi lintas program dan lintas sektor dalam penanggulangan stunting ini diwarnai aksi berbagi bingkisan kepada ibu-ibu hamil. Tak hanya itu, pembagian masker gratis juga terus dilakukan kepada warga yang kedapatan tidak memakai masker.
Ika yang tak lain istri Bupati H Acep Purnama, juga tak kenal lelah untuk mengkampanyekan gerakan masyarakat hidup sehat (germas). Germas perlu diterapkan, guna menekan angka penderita stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi. “Hidup sehat itu tidak hanya mengkonsumsi makanan bergizi. Tapi juga harus rajin menggerakan tubuh dengan cara rutin berolahraga,” katanya.
Dia meminta, kampanye hidup sehat melalui germas jangan hanya menjadi kegiatan seremonial semata. Namun harus betul-betul diterapkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat untuk mencegah stunting. “Hari ini, saya melihat anak-anak disini memang terlihat kecil-kecil. Tapi melihat juga bagaimana pola asuh ibu kepada anak-anaknya,” ujar Ika.
Dia menjelaskan, penyebab stunting itu dibedakan atas sebab langsung dan tidak langsung. Penyebab stunting secara langsung diantaranya kurangnya asupan gizi. “Sedangkan penyebab stunting secara tidak langsung meliputi ketersediaan dan pola konsumsi rumah tangga, pola pengasuhan anak, sanitasi lingkungan dan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Karena itu, mari kita semua terlibat aktif dalam pencegahan dan penanggulangan stunting,” terangnya.
Menurutnya, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh yang terjadi pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis. Sehingga anak lebih pendek dari usianya. “Kekurangan gizi tersebut terjadi sejak bayi dalam berada kandungan. Sehingga memberikan dampak anak menjadi lebih mudah sakit, kemampuan kognitif kurang dan dalam rangka panjang bisa menimbulkan kerugian ekonomi,” ungkapnya.
Ika berharap, pola hidup yang sehat menjadi budaya dan harus dimulai dari kesadaran diri sendiri. Sehingga akan membantu percepatan penurunan stunting, sekaligus membantu percepatan peningkatan pencapaian Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Kuningan. “Saya ingin mengajak semua masyarakat berkomitmen dalam memfasilitasi dan menggerakan keluarga, agar memperbaiki pola asuk anak dan pola makan guna memenuhi asupan gizi yang baik bagi anak,” tutupnya. (ags)

0 Komentar