Ia mengaku, dari hitungan panitia yang dibentuk warga, anggaran yang dibutuhkan Rp535 juta. Tapi, jika hitungan kontruksi oleh DPUPR, bisa mencapai miliaran rupiah. “Maklum, kita kan nggak ngerti. Yang penting, jembatan permanen bisa dibangun. Sebab, hitungan secara swadaya,” imbuhnya.
Senada disampaikan warga setempat lainnya, Kosim (40). Ia berharap, Jembatan Keas yang menghubungkan dua desa dan dua kecamatan itu cepat selesai. Pemerintah harus hadir di sini. Sebab, jalur ini sangat vital sebagai akses perekonomian warga.
“Yang dituju hanya beberapa meter. Tapi karena jembatan kayu dan hanya bisa dilalui kendaraan roda dua, membuat kendaraan yang ingin mengakses jalan tersebut harus muter hingga beberapa kilometer,” ungkapnya.
Ia mengaku, jika dilakukan secara swadaya, memang harus sabar. Mengharapkan pemerintah, tidak ada kepastiannya. “Mau gimana lagi, kondisinya seperti ini. Kita butuh akses jalan juga. Ya kita sih pengennya, pemerintah daerah ikut memperhatikan kondisi ini. Jangan cuma bilang iya-iya nanti dibantu. Nyatanya realisasi itu nol. Diam saja, tanpa upaya,” pungkasnya. (sam)ILMI YANFAUNNAS/RADAR CIREBON
Bangun Jembatan dengan Swadaya, Pemerintah Diam Saja
