Menjelang dan pasca wafatnya Sultan Sepuh XIV Arief Natadiningrat SE, gejolak di internal Keraton Kasepuhan menjadi buah bibir. Berbagai penolakan terhadap anak kandung almarhum untuk mewarisi takhta, terus-terusan bermunculan. Meski dibumbui dengan berbagai intrik, namun pada hari Minggu, 30 Agustus 2020, Pangeran Raja Adipati (PRA) Luqman Zulkaedin akhirnya dinobatkan menjadi Sultan Sepuh XV Keraton Kasepuhan. Sah!
PRA Luqman menjalani prosesi yang disebut dengan jumenengan, kemarin. Prosesi penobatan PRA Luqman Zulkaedin sebagai sultan sepuh bertepatan dengan 40 hari meninggalnya sang ayahanda, almarhum Sultan Sepuh XIV PRA Arief Natadiningrat.
Dalam acara yang digelar di Bangsal Agung tersebut, tercatat ada sekitar 60 sultan dan raja raja nusantara yang hadir. Jumenengan diawali dengan doa dan tawasul bersama yang dipimpin oleh Habib Thohir Bin Yahya.
Penobatan itu ditandai dengan diserahkannya keris pusaka peninggalan Sunan Gunung Jati. Setelah itu, perwakilan dari raja raja dan sultan yang tergabung dalam Forum Silaturahmi Keraton Nusantara (FSKN) juga menyematkan pin dan tanda kehormatan kepada PRA Luqman Zulkaedin.
Selain dihadiri para sultan dan raja raja nusantara, prosesi sacral itu, juga dihadiri para pemimpin dan pejabat seperti Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Bupati Cirebon Drs H Imron Rosyadi MAg serta Walikota Cirebon Drs H Nasrudin Azis SH. Kemudian Forkopimda dari wilayah Ciayumajakuning hingga Kabupaten Brebes.
Dalam pidato pertamanya sebagai sultan sepuh, PRA Luqman Zulkaedin mengatakan, pihaknya akan terus menjadikan keraton untuk melestarikan budaya, mensyiarkan agama Islam dan berperan dalam bidang sosial. Sebagaimana yang dipesankan oleh pendiri Kesultanan Cirebon, Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah. Sesuai petatah petitihnya “ingsun titip tajug lan fakir miskin”.
“Semangat itulah yang menjadi inspirasi utama bagi kami untuk menjalankan amanah sebagai sultan sepuh,” ungkapnya.
Sebagaimana pada penobatan sultan sepuh sebelumnya, acara dilanjutkan dengan penyerahan 15 Mushaf Alquran kepada perwakilan 15 masjid kuno. Setelah itu, dilanjutkan dengan penyerahan 15 bibit pohon kepada abdi dalem. Angka 15 merupakan simbol dari sultan yang bertakhta saat ini, yakni sultan sepuh ke-15.