“Kita akan ikut memantau pelaksanaannya. Informasinya memang di tiga wilayah itu. Pangenan, Waled dan Greged. Kita akan pastikan protokol kesehatan benar-benar diterapkan,” ungkapnya.
Sementara itu, SMPN 1 Lemahabang terpaksa harus membatalkan KBM tatap muka yang sudah dijadwalkan sebelumnya, karena belum ada izin dari Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMPN 1 Lemahabang, Eka Sulistika mengatakan, pihaknya mengundur pelaksanaan KBM tatap muka, karena Dinas Kesehatan tidak mengizinkan. Padahal pihaknya telah mengantongi rekomendasi Pemerintah Kecamatan Lemahabang.
“Dari Kecamatan Lemahabang kita sudah dapat rekomendasi. Bahkan, dokternya juga sudah memberikan sosialisasi dan pengarahan kepada perwakilan orang tua,” tuturnya.
Selain itu juga, SMPN 1 Lemahabang telah melakukan prosedur yang diterapkan untuk melakukan KBM tatap muka. “Kita juga sudah melakukan verifikasi yang dilakukan oleh pengawas manajerial. Poin kita lumayan tinggi karena secara prosedur semuanya sudah kita tempuh. Dan sudah siap, termasuk sarpras serta lainnya,” terangnya.
Eka mengungkapkan, untuk kelas tujuh memang tidak maksimal dalam pengenalan lingkungan sekolah. “Solusinya untuk siswa baru kelas tujuh karena kebetulan kita menerapkan kehadiran berdasarkan nomor urut. Mereka diajak mengenal kelas dan lingkungan sekolah,” paparnya.
Karena belum bisa menggelar KBM tatap muka, maka saat ini sistem pembelajaran masih dilakukan melalui media sosial. “Diwajibkan juga dibuat WA grup kelas masing-masing. Lewat itu, kami berkomunikasi,” jelasnya. (dri/den)