CIREBON – Teka-teki penyebab kematian mantan Sekda Kabupaten Cirebon, Drs H Ahmad Zaenal Abidin Rusamsi MM akhirnya diketahui. Selain meninggal karena diabetes mellitus, pria yang semasa hidup akrab disapa Pak Joni tersebut positif terpapar Covid-19.
Hal tersebut diketahui setelah Gugus Tugas merilis data penambahan kasus baru pada Jumat (3/9). Dalam rilis tersebut ada penambahan 19 kasus baru terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Cirebon di mana salah satunya tercatat sebagai kasus ke- 258 yakni seorang laki-laki berusia 65 tahun warga Kecamatan Kedawung yang dinyatakan sudah meninggal dunia dengan status terpapar Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon, Hj Eni Suhaeni SKM MKes mengatakan, hasil swab test untuk pasien ke-258 tersebut sudah keluar pada Rabu (2/9)sekitar pukul 21.00 WIB. Dari hasil swab test tersebut diketahui jika yang bersangkutan terkonfirmasi positif Covid-19.
“Hasil swab testnya sudah keluar kemarin. Hasilnya positif terpapar Covid-19. Kegiatan almarhum dalam dua bulan inikan padat sekali meskipun sudah pensiun. Ini yangmembuat kita agak kesulitan melakukan tracing,” ujarnya.
Menurut Eni, dari hasil penelusuran yang bersangkutan sempat keluar kota dalam dua bulan terkahir. Ia juga menghadiri beberapa kali acara pernikahan dan bertemu dengan banyak sekali orang.
“Almarhum inikan orangnya baik sekali, dengan siapa saja dekat, kontaknya pun dengan banyak orang. Saat ini kita sudah melakukan dan mendata yang sempat kontak erat. Tapi mungkin kalau ada yang belum terdata namun sempat kontak dengan almarhum agar menghubungi dinkes,” imbuhnya.
Dijelaskan Eni, saat ini sudah ada 85 orang yang masuk dalam daftar kontak erat dari penelusuran kasus terkonfirmasi ke-258 tersebut. Ke-85 orang tersebut terdiri dari beberapa anggota keluarga, kepala dinas, dan puluhan pegawai di lingkup Pemkab Cirebon.
“Hari ini mulai kita lakukan swab test. Tadi ada keluarga, kepala dinas dan sejumlah pegawai. Totalnya ada 85 orang. Mereka nanti kita minta untuk melakukan isolasi mandiri sampai dengan hasil swab test keluar,” jelasnya.
Eni mengakui almarhum mempunyai penyakit penyerta atau komorbid yang membuat serangan Covid-19 menjadi berbahaya. Hal inilah yang membuat kondisi almarhum terus memburuk dan akhirnya meninggal dunia pada Rabu (2/9). “Gulanya tinggi. Kemarin itu sampai 800. Punya diabetes mellitus,”ungkapnya.