Bagi yang telat tidak bisa mengikuti KBM melalui antena teresterial, TV berjaringan dan aplikasi Ku-Go, pun ada solusi. Bisa mengakses “Belajar dari Rumah” melalui saluran YouTube RCTV. Rekaman program belajar tersebut lengkap tersedia di saluran itu.
Kedua, para pengajarnya adalah guru-guru pilihan. Dipilih dari guru-guru terbaik di kota ini. Namanya guru model. Merekalah yang sejak pagi hingga sore hari tampil di layar kaca RCTV. Pemilihan guru model ini pun dilakukan langsung oleh Disdik Kota. Tentu setelah menerima masukan dari komunitas dan organisasi profesi guru. Juga pihak-pihak yang tahu persis kualitas guru yang dijadikan model.
Yang hebat, pemilihan guru model ini bisa dilakukan dengan cepat. Tidak perlu menunggu seleksi. Setiap hari harus ada 6 guru yang tampil. Dan yang hebat lagi, walaupun tidak ada yang mengajari bagaimana berbicara di depan kamera, tapi hasilnya luar biasa! Saya sering terharu melihat kehebatan para guru model tersebut. Bahkan saya harus memuji alat peraga yang disiapkan para guru model itu luar biasa hebat. Dengan jelas bisa kita tonton di rumah.
Yang terakhir, tentu kehebatan para praktisi pendidik di kota ini memeras “kurikulum” yang harus diajarkan di depan TV. Waktu yang hanya 6 jam, harus dibagi untuk SD dan SMP. Itu artinya waktu 6 jam harus dibagi untuk 9 kelas. Menyiapkan materi model darurat ini tidaklah gampang. Tapi para praktisi pendidik di kota ini ternyata bisa. Mereka rumuskan sendiri. Mereka eksekusi sendiri. Setiap hari selalu ada evaluasi. Tidak perlu menunggu keputusan “Mas Menteri”.
Para guru pun menyiapkan laporan harian untuk diisi para siswa. Isinya luar biasa. Bukan saja soal materi pembelajaran. Di lembaran itu mencakup semuanya. Dari ibadah, nasionalisme, kampanye protokol covid, hingga mengajak anak-anak tetap gembira. Saya pun terkagum-kagum dengan konsep laporan harian siswa tersebut.