KUNINGAN – Adanya masyarakat yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas melon 3 kg, mendapat sorotan dari Komisi II DPRD Kuningan. Komisi yang membidangi perekonomian ini, menegaskan gas elpiji 3 kg hanya digunakan untuk warga miskin.
Ketua Komisi II DPRD Kuningan H Julkarnaen SSos menyebut, situasi di masyarakat dengan masih adanya kesulitan mendapatkan gas bersubsidi (gas 3 kg), lantaran terlalu banyaknya konsumsi di masyarakat. Terutama digunakan oleh mereka yang tidak berhak.
“Saya pikir soal kelangkaan (gas melon) ini terjadi karena tidak seimbangnya antara supply (penawaran) dan demand (permintaan). Ini menurut saya akan terus terjadi sepanjang tahun, akibat dari terlalu banyaknya konsumsi LPG bersubsidi oleh mereka yang tidak berhak atas subsidi tersebut. Atau dengan kata lain, subsidi yang tidak tepat sasaran,” kata Julkarnaen saat diwawancarai Radar Kuningan di Gedung DPRD, kemarin (3/9).
Padahal, lanjut Jul –panggilannya- sangat jelas dalam tabung LPG 3 kg tersebut tertera tulisan “Hanya untuk Masyarakat Miskin”. Namun faktanya masih banyak orang pada kategori mampu yang masih menggunakan gas subsidi tersebut.
“Kondisi ini diperparah oleh serapan LPG 3 kg yang dipergunakan oleh para pelaku UKM dan industri. Bahkan yang hajatan pun ikutan menggunakan gas 3 kg. Jelas ini salah satu yang menyebabkan LPG 3 kg akan terus langka untuk konsumsi rumah tangga miskin,” ucap Jul.
Untuk itu, Jul mendorong untuk adanya ketegasan yang nyata dari pemerintah daerah dalam menangani persoalan klasik tersebut. Ia mencontohkan pemda harus tegas dalam penegakan aturan ASN (Aparatur Sipil Negara) untuk tidak boleh menggunakan gas elpiji bersubsidi.
“Harus ada ketegasan dari pemerintah daerah kaitan dengan aturan ASN tidak boleh menggunakan LPG bersubsidi. Bukan sekadar imbauan dalam surat edaran, tapi harus diperbupkan kaitan dengan larangan penggunaan LPG bersubsisi dikonsumsi oleh ASN. Galakan razia terhadap industri yang masih menggunakan LPG bersubsidi, pelaku UKM yang masih menggunakan LPG 3 kg bersubsidi, dan sebagainya. Insya Allah kalau aturannya tegas dilaksanakan, ini bisa teratasi,” pungkasnya.
Sebelumnya, hampir sebulan ini warga di sejumlah wilayah di Kabupaten Kuningan mengeluhkan semakin sulit menemukan gas 3 kg di pasaran. Beberapa daerah yang mengalami kelangkaan gas melon berdasarkan penelusuran Radar Kuningan beberapa waktu lalu, terjadi di beberapa desa di Kecamatan Cilimus, Kuningan dan Kramatmulya.